Kumpulan 6 Dongeng Romantis, Kisah Cinta Tidak Biasa

cover dari novel korea the maid’s sleepless night

Dongeng adalah cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi atau fiktif. Jenis cerita ini punya ciri khas tersendiri, tidak seperti cerpen romantis atau novel romantis kebanyakan. Mungkin karena ada imbuhan “alkisah, pada zaman dahulu kala…” rasanya jadi klasik dan nyaman sekali dibaca.


Kalau di luar negeri, dongeng itu disebut fairy tale. Ciri khas cerita ini memunculkan karakter-karakter fiktif seperti Goblin, Elf, Peri, Putri Duyung dan sejenisnya. Seru banget jika melihat dongeng romantis dari sisi seperti itu. Dongeng romantis yang banyak orang ketahui seperti: Putri Salju, Si Buruk Rupa dan Si Cantik, Timun Mas dan Buto Ijo (itu kisah romantis Buto Ijo fallin in love sama timun, canda), dan contoh-contoh lain.


Mungkin yang paling terkenal adalah cinta Romeo dan Juliet. Tapi bagi saya kisah mereka bukan romantis, lebih mirip cerita dua pecundang yang gila karena cinta. Perasaan toksik yang membunuh orang-orang di sekelilingnya.


Saya menyukai kisah-kisah cinta yang unik dan fiksi banget. Dongeng yang tidak akan pernah ada di dunia ini, tapi ada di imajinasi. Selamat datang, ini lah kumpulan dongeng romantis dan selamat membaca.


Dongeng Romantis 1


The Princess and The Pea

Oleh: Hans Christian Andersen


Pernah ada seorang Pangeran, Pangeran yang kesepian. Dia berkeliling dunia untuk menemukan seorang putri. Di sekelilingnya sebenarnya ada banyak putri, tapi mereka bukan putri sejati.


Dalam perjalanannya, ia menemukan banyak putri. Masing-masing mengaku sebagai putri sejati. Mereka memiliki silsilah dan kredensial yang tepat, tetapi sepertinya selalu ada sesuatu yang tidak beres dari mereka. Orang-orang mulai mencibir, mengatakan bahwa Pangeran sedang mencari sesuatu yang tidak ingin dia temukan.


Hingga  akhirnya, sang Pangeran kembali ke rumah dengan putus asa, dia sangat menginginkan seorang putri. Tapi tak kunjung dia temukan putri sejati yang ia inginkan. 


Musim panas mulai berlalu dan daun-daun berjatuhan dari pepohonan. Pada suatu malam, badai dahsyat bertiup dari laut. Saat Pangeran duduk di dekat api unggun, kilat semakin mendekat dan guntur menggetarkan jendela sampai sepertinya akan pecah.


Berjam-jam menjelang malam, badai mengamuk. Ketukan menakutkan terdengar di gerbang kota. Itu adalah ketukan yang lembut tapi mendesak. Penduduk kota dan Abdi Dalem menggosok mata mereka dan bertanya-tanya siapa yang datang dalam badai seperti itu. 


Lalu di sana berdiri seorang Putri, tetapi dia dalam keadaan yang mengerikan. Dia mengklaim bahwa dia adalah seorang putri sejati, dan orang-orang tertawa terbahak-bahak. 


“Aku benar-benar seorang Putri sejati!” Teriaknya meyakinkan orang-orang.


“Kita akan segera melihat apakah itu benar,” bisik Ratu atau ibunda pangeram lembut pada dirinya sendiri. 


Sang Putri diberi makan malam yang hangat dan beberapa pakaian kering sementara Ratu berangkat untuk menyiapkan kamar tidur untuk sang Putri. Pertama, dia menanggalkan semua pakaian tidur. Kemudian, dia menempatkan satu kacang polong di tengah ranjang. Selanjutnya, dia meminta dua puluh kasur dan menumpuknya di atas satu butir kacang polong. 


Di pagi hari, Raja dan Ratu bertemu sang Putri ketika dia bangun. Mereka bertanya bagaimana tidur sang Putri tadi malam. 


Putri menjawab, “Oh, sangat buruk!” Seru sang Putri. “Saya hampir tidak memejamkan mata sepanjang malam. Sepertinya saya sedang berbaring di atas kerikil yang keras, seluruh tubuh saya hitam dan biru pagi ini. Benar-benar mengerikan!” Dan sang Putri mulai menangis.


Ratu langsung menyadari bahwa wanita itu memang seorang putri sejati. Hanya seorang putri sejati yang bisa merasakan satu butir kacang polong melalui dua puluh kasur dan dua puluh ranjang bulu.


Sang Pangeran pun memintanya untuk menjadi istrinya. Sekali lagi Pangeran berkeliling dunia, kali ini dengan sang Putri, dan mereka hidup bahagia bersama.


End


Apa makna dari dongeng romantis ini? Banyak yang meyakini bahwa cerita ini mengolok-olok bangsawan karena terlalu sensitif. Satirnya ngena banget. Tapi syukurlah Pangeran bisa bertemu dengan putri sejati, sehingga dia tidak kesepian lagi.


Dongeng Romantis 2


Thumbelina

Oleh: Hans Christian Andersen


Alkisah seorang wanita tua sedang duduk di kursi goyangnya memikirkan betapa bahagianya dia jika dia punya anak. Kemudian, dia mendengar suara ketukan di pintu dan membukanya. Seorang wanita berdiri di sana dan dia berkata, “Jika Anda mengizinkan saya masuk, saya akan mengabulkan permintaan Anda.” 


Wanita tua itu membiarkan wanita itu masuk, pertama karena dia merasa kasihan, kedua karena dia memiliki sesuatu untuk dijadikan permintaan, yaitu seorang anak. Wanita itu tidur nyenyak sepanjang malam dan kemudian tepat sebelum dia pergi, dia berkata, “Sekarang, tentang keinginanmu. Apa yang kamu inginkan?”


Wanita itu menebak keinginan kebanyakan orang yang ingin menjadi orang terkaya di dunia, orang paling berkuasa, paling pintar, dan paling cantik. Tetapi wanita tua mengharapkan sesuatu yang tidak dapat dipercaya oleh wanita itu. Dia berkata, “Saya ingin seorang anak.”


“Apa katamu?” Dia bertanya karena dia heran dengan apa yang diminta wanita tua. Wanita tua mengulangi apa yang dia katakan. “Aku ingin seorang anak.”


Wanita itu kemudian meletakkan benih kecil di tangan wanita tua dan memberikan instruksi padanya. ” Tanam benih ini, sirami dengan hati-hati, awasi, dan berikan cintamu. Jika kamu melakukan semua itu, maka kamu akan memiliki anak.”


Jadi wanita tua itu melakukan semua hal yang diperintahkan. Dalam seminggu, ada bunga kuning yang indah di tempat benih. Keesokan harinya, bunga itu mekar. Di dalam bunga ada seorang gadis kecil yang cantik seukuran ibu jari wanita itu, dari situlah dia memanggilnya Thumbelina, karena ukurannya yang sama dengan ibu jari. Dia membuatkan gaun kecil dari benang emas. Setiap malam Thumbelina tidur di kulit kenari dan dia membawa kegembiraan kepada wanita tua.


Tetapi, suatu hari ketika Thumbelina pergi tidur, seekor katak melompat melalui jendela yang terbuka dan berkata, “Kamu akan menjadi pengantin yang sempurna untuk putraku,” dan dia membawa Thumbelina ke rumahnya. Putranya sangat menyukainya, dan dia ingin mendirikan rumah yang bagus untuk istrinya. Mereka mulai membangun rumah, sebelum itu dia meletakkan Thumbellina di atas bunga teratai.


Thumbellina menangis dan beberapa ikan gupi kecil mendengarnya dan mengunyah akar dari daun teratai untuk membantunya melarikan diri. Bunga itu terbawa arus sungai dan mengambang menjauh dari lokasi katak. 


Thumbelina menepi untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak karena udara sangat dingin di luar, dan dia bertemu seekor tikus yang baik hati yang membiarkannya tinggal bersamanya, tetapi tikus itu berkata, “Kamu harus menikahi temanku, Mole, karena aku tidak bisa menahanmu untuk musim dingin yang lain.”


Keesokan harinya dia pergi menemui Mole. Tapi di salah satu terowongan, dia menemukan seekor burung yang sakit. Thumbelina merawat burung itu sampai siap untuk terbang.


Cuaca di sana makin dingin, Thumbelina butuh tempat tinggal. Itu artinya ia harus menikahi Mole agar memiliki tempat tinggal yang hangat. Saat Thumbelina berkeliaran di lapangan terbuka untuk terakhir kalinya sebelum menikahi Mole, dia mendengar suara yang familiar. “Ayo, pergilah bersamaku ke negeri yang hangat, di mana rohmu akan selalu bebas!” Kata burung yang pernah ia tolong. Thumbelina melihat teman lamanya yang telah kembali padanya. Kali ini, dia setuju dan melompat ke punggung burung dan mereka benar-benar pergi dari sana.


Ketika mereka sampai di negeri hangat yang dimaksud yaitu negeri Bunga, burung mendaratkan Thumbelina di atas kelopak bunga yang indah. “Ini adalah Kerajaan Bunga. Dan itu adalah Raja mereka,” kata burung. 


Thumbelina melihat seorang Raja muda yang tampan dengan sayap yang indah. Dia dikelilingi oleh bunga-bunga indah. Begitu dia melihatnya, dia tahu dia ingin menyebut tempat ini sebagai rumah. Kehadirannya menarik perhatian Raja. Dia juga langsung jatuh cinta padanya. “Maukah Anda menikah dengan saya?” Tanya Raja. “Ya!” Jawab Thumbelina dengan senyum lebar.


Saat kebahagiaan menyebar di wajahnya, dia menumbuhkan sepasang sayap yang indah dan menjadi Ratu Bunga. Segera, mereka menikah dan hidup bahagia selamanya. 


End


Bukan dongeng romantis, tapi lumayan lah ada kisah cintanya. Saat membaca bagian ending, saya kesal dengan fakta bahwa Thumbelina harus mengalami masa sulit karena keinginan wanita tua yang ingin memiliki anak. Karena nenek-nenek itu, perjalanan hidup Thumbelina harus semengerikan ini. Andai jika dia tidak selamat? Jadilah dia menikah dengan katak. 


Dongeng Romantis 3


Princess Peony

Oleh: Khunkha Magazine 


Dahulu kala di Jepang, ada sebuah kastil yang sangat indah yang dikelilingi oleh kolam yang ditumbuhi bunga lily, teratai dan peony. Pemilik kastil ini adalah penguasa feodal yang pemberani dan cerdas. Dia adalah seorang duda selama bertahun-tahun dan memiliki seorang putri cantik, berusia delapan belas tahun.


Selama waktu itu semua orang di provinsi ini hidup dalam damai dan bahagia, dan pada waktu itu ia pikir menjadi waktu terbaik baginya menemukan suami untuk putrinya, Putri Aya .


Pria yang dipilih adalah putra Lord of Ako dan dia sangat menyukai calon pengantinnya. Sebaliknya, Putri Aya tidak merasakan hal yang sama.


Suatu malam, Putri Aya pergi berjalan-jalan di tamannya di bawah sinar bulan, ditemani oleh para pelayannya. Dia berjalan melalui tempat tidur peony ke kolam, di mana dia suka menatap pantulan bulan purnama, mendengarkan katak, dan menyaksikan cahaya kunang-kunang.


Saat melangkah ke dekat kolam, kakinya terpeleset. Dia akan jatuh ke dalam air sebelum seorang pria muda muncul untuk menangkapnya. Lalu dia tiba-tiba menghilang.


Pada saat itu, pelayannya hanya melihatnya tergelincir dan secercah cahaya muncul. Tidak lebih dari itu.


“Dia tampak seperti samurai yang sangat tampan. Saya kira dia baru berusia dua puluh satu tahun, ” kata Putri Aya kepada pelayannya memberitahu.


“Kau tahu, gaunnya ditutupi dengan bunga peony yang indah dan pedangnya sangat berkilau. Seharusnya aku melihatnya lebih lama untuk berterima kasih padanya karena mencegahku jatuh ke dalam kolam. Hm, siapa ya dia?” Putri Aya berbisik.


Kemudian Putri Aya meminta pelayannya untuk merahasiakan ini karena jika ayahnya mengetahui sesuatu, taman itu pasti sudah digeledah dengan teliti. Samurai muda bahkan mungkin dipenggal kepalanya karena masuk tanpa izin.


Sehari setelahnya, Putri Aya sakit. Dia tidak bisa makan atau tidur. Sebentar lagi upacara pernikahan akan datang. Begitu banyak dokter hebat yang diundang untuk menemukan cara menyembuhkannya.


Tapi tidak ada yang bisa membantu. Keadaan Putri Aya semakin buruk setiap hari. Ayahnya memerintahkan prajurit untuk mencari tahu penyebab penyakit putrinya. Kemudian salah seorang prajurit memberitahukan sesuatu, “Tuanku, aku pernah mendengar bahwa setelah malam Putri Aya diselamatkan oleh samurai misterius saat akan terpeleset di kolam, sejak saat itu dia sangat jatuh cinta padanya,” katanya.


“Mustahil! Tidak ada yang bisa masuk ke kastilku tanpa izinku,” bantah ayah Putri Aya. 

“Mungkin Anda melihat rubah dan mengira itu laki-laki.”


Malam itu, Putri Aya lebih lemah dari sebelumnya. Untuk menghibur sang Putri, pelayannya membawa musisi untuk memainkan lagu favoritnya. Begitu lagu “The Peony” dimulai, samurai misterius mulai muncul di ranjang peony!


“Oh! Dia disana!” Semua orang berteriak pada saat yang sama tetapi dia menghilang sesaat setelah teriakan itu bergema. Putri Aya sangat bersemangat dan terlihat lebih hidup saat itu. Setelah benar-benar mencari seluruh kastil di dalam dan luar, tidak ada yang ditemukan.


Raja negeri itu yaitu ayah Putri Aya, memutuskan mengundang penasihat spiritual untuk berkonsultasi. Ketika penasihat datang, dia berpakaian hitam dan bersembunyi di balik ranjang peony. Ia memiliki rencana 

menggunakan lagu “The Peony” untuk memancing samurai misterius keluar dari persembunyiannya. Dan itu berhasil. Tiba-tiba samurai itu muncul dengan pakaian tertutup bunga Peony. Semua orang di sana tercengang melihat pesona tampang seorang samurai.


Dalam satu menit, penasihat spiritual yang bersembunyi melompat keluar untuk menangkap samurai itu. Tiba-tiba dia merasa seperti aliran air mengenai wajahnya dan kemudian dia hampir pingsan. Untungnya, dia sudah menangkap samurai itu dan banyak prajurit datang untuk membantunya.


Para prajurit berteriak keras, “Lihat di sini… kami menangkapnya!” Sebaliknya, hal yang mereka lihat di tangan penasihat spiritual hanyalah bunga peony besar. Betapa anehnya!


“Itu pasti jiwa samurai muda di ranjang peony.” Lantas dia menyarankan Putri Aya untuk menyimpan bunga Peony yang besar itu.


Dia membawa bunga ke kamarnya, memasukkannya ke dalam vas dan menyiraminya dengan hati-hati. Setiap malam dia meletakkan vas bunga di dekat bantalnya. Itu membuatnya merasa hangat dan nyaman.


Sejak saat itu, Putri Aya merawat peony dengan sangat baik. Bunga Peony tumbuh subur dan terlihat sangat segar. Berselangnya waktu, Putri Aya perlahan sembuh dari penyakitnya, dia terlihat bahagia, dan cantik seperti biasanya.


Kemudian hari itu datang, adalah pernikahan Putri Aya dan putra Tuan Ako. Begitu upacara pernikahan selesai, bunga peony di vas itu langsung layu.


Sejak hari itu, Putri Aya dipanggil “Putri Peony” dan tidak ada yang pernah melihat samurai misterius di ranjang peony dekat kolam kastil itu.


End


Dongeng romantis Princess Prony ini bakal makin indah saat kamu cari tahu makna dari bunga peony. Peony adalah bunga rempah, yang bisa digunakan untuk obat, dan di beberapa pernikahan bunga ini sering dijadikan bunga tangan yang dipegang saat menuju altar pernikahan. 


Dongeng Romantis 4


The Story of the Willow Leaf Eyebrow

Oleh: ?


Di negara China sana, hiduplah seorang gadis bernama Chen Lien yang sangat sadar diri tentang bekas luka besar di bagian alisnya karena kecelakaan masa kecil. Jika secara tidak sengaja dia melihat bayangannya di cermin, dia dengan cepat berbalik. Bekas luka itu tampak tiga kali lebih besar daripada yang sebenarnya baginya. Jadi dia menghindari cermin dan refleksi dengan cara apa pun, dan saat dia tumbuh menjadi wanita muda, dia lebih suka menghabiskan lebih banyak waktu sendirian di taman. Namun dia tetap membantu dan menyenangkan semua orang.


Suatu hari seorang pemuda kaya bernama Wu Tang mengunjungi tetangga Chen Lien di rumah sebelah. Saat Wu Tang memanjat pohon mencari sarang burung, dia kebetulan melihat Chen Lien di taman sedang menjahit bordir dan bersenandung untuk dirinya sendiri. Dia begitu terpesona oleh wanita muda itu, yang bergerak dengan anggun seperti ranting willow dan suaranya yang merdu menghipnotisnya, hingga dia hampir jatuh dari dahan. Kebetulan gadis itu duduk dengan sisi baiknya menghadap ke arahnya, dan Wu Tang menganggapnya sebagai visi yang sempurna dari jodoh.


Dia bergegas turun dari pohon. “Aku telah menemukan pengantinku!” Wu Tang menyatakan kepada orang tuanya. “Hubungi mak comblang segera.”


Maka mak comblang dipanggil. Setelah diskusi biasa tentang hadiah dan negosiasi, mak comblang meminta semua yang lain untuk meninggalkan ruangan. “Aku harus punya waktu berduaan dengan pemuda itu,” katanya.


“Wu Tang,” kata si mak comblang. “Seperti yang kamu tahu, wanita muda itu berasal dari keluarga baik-baik dan dirinya memiliki keanggunan seorang putri. Tapi ada sesuatu yang mungkin tidak kamu ketahui tentang dia. Kamu harus tahu tentang kekurangan kecantikannya.”


“Aku telah melihatnya dengan mataku sendiri!” seru Wu Tang. “Saya tidak akan mendengar Anda berbicara tentang cacat apapun!”


Dan pengaturan pernikahan berjalan sesuai jadwal. Segera hari upacara sudah dekat. Taman di rumah Chen Lien menjadi lebih indah dari biasanya, dihiasi dengan bunga-bunga segar dari dinding batu hingga puncak pohon. Namun saat Chen Lien berdiri di atas rias pengantinnya, dia merasa tidak nyaman. Pada saat-saat terakhir sebelum upacara dimulai, dia dengan cemas menoleh ke ibunya.


“Apakah kamu yakin mak comblang memberitahunya?”


“Ya, anakku, aku sudah memberitahumu seratus kali,” kata ibunya. “Dia benar-benar memberitahunya tentang alismu dan itu sama sekali tidak masalah baginya.” Sang ibu membetulkan tudung putrinya.


Namun saat Chen Lien melihat calon suaminya tertawa dan berbicara dengan tamu, dia khawatir, “Jika dia diberitahu, mengapa dia tidak mencoba melirikku untuk mencoba melihat bekas luka melalui cadarku? Sepertinya tidak menyadarinya?”


Setelah upacara pernikahan, mereka berdua sendirian. Suami baru mengangkat cadar pengantinnya, dan siapa yang bisa menyalahkannya jika dia terkejut saat pertama kali melihat alisnya?


Chen Lien yang malang melihat keterkejutan di wajah suaminya. Dia berkata, “Suami yang baik, bukankah mak comblang memberitahumu tentang alisku yang buruk?” Pemuda itu diam, jadi Chen Lien melanjutkan kata-katanya.


“Ketika saya masih kecil,” katanya, “keluarga saya bepergian jauh untuk mengunjungi teman-teman. Saya sedang bermain di kebun mereka ketika seorang anak laki-laki melemparkan batu yang berat. Saya yakin dia tidak ingin menyakiti saya. Tapi itu mengenai dahiku, dan memotong luka ini di mana kamu sekarang melihat bekas luka. Aku minta maaf karena aku tidak bisa menjadi sempurna dalam segala hal.”


“O pengantinku,” kata Wu Tang akhirnya, “siapa nama anak kecil yang melempar batu itu?”


“Sayangnya, saya tidak tahu; dia adalah pengunjung di sana seperti saya.”


“Apakah taman tempat Anda bermain adalah taman keluarga Li di kota Peking?” Bisik Wu.


“O suami yang baik, bagaimana Anda bisa tahu itu?”


“Karena anak itu adalah diriku sendiri,” kata Wu. “Orang tua saya sering memberi tahu saya bagaimana saya pernah melempar batu dan memotong dahi seorang gadis kecil di taman keluarga Li. Pastilah takdir itu sendiri bahwa pergelangan kaki kami sekarang diikat dengan tali sutra pernikahan, sehingga saya mungkin akhirnya menebus luka yang saya sebabkan. Dan sekarang saya tahu persis apa yang harus saya lakukan.”


Dia meminta tinta hitam terbaik dan kuas tulis tertipisnya, dan dengan kuas dan tinta dia menggambar alis baru menembus bekas luka. Sapuan kuasnya tipis dan melengkung, seperti daun willow, dan sangat mirip dengan alis sempurna Chen Lien lainnya sehingga tidak ada yang bisa membedakannya.


Selama bertahun-tahun kedua pasangan itu hidup bersama dengan bahagia, setiap pagi sang suami Wu Tang melukis alis daun willow baru di atas bekas luka yang telah dibuatnya. Maka mereka berdua menjalani hidup mereka dalam kepuasan yang sempurna.


End


Romantis banget. Dia yang bikin bekas luka itu, dan dia yang melukis alis itu secara sempurna seperti daun willow setiap harinya. Insecure-nya wanita tidak ada nilainya di tangan laki-laki yang tepat.


Dongeng Romantis 5


The Magic Mirror

Oleh: Orson Scott Card


Di sebuah kerajaan Granada, Raja telah memutuskan untuk menikah. Berita itu pertama kali diberitahukan ke tukang cukur istana, lalu ke penjaga malam, dan kemudian ke wanita tertua di kota.


Tukang cukur memberi tahu semua pelanggannya, yang lagi-lagi memberitahu semua teman mereka. Para penjaga malam, mengumumkan berita itu dengan suara keras, sehingga semua gadis terjaga dengan memikirkan berita itu.


Pada siang hari, para wanita tua terus-menerus mengingatkan kaum muda bahwa raja telah memutuskan untuk menikah.


Pertanyaan itu diajukan, “Bagaimana Raja akan memilih seorang istri?” Yang dijawab oleh tukang cukur kerajaan, “Untuk menemukan wanita yang layak, saya khawatir ketentuan dari saya menimbulkan masalah besar pada Raja.”


“Apa, katamu? ” Seru mereka semua. “Apa urusanmu dengan menentukan istri Raja?”


“Saya satu-satunya orang yang diizinkan untuk menggunakan fitur kerajaan,” katanya. “Dan terlebih lagi, saya punya cermin ajaib. Jika ada wanita yang tidak sepenuhnya baik harus melihat ke cermin, noda pada karakternya akan muncul seperti banyak bintik di permukaannya yang mengkilap.”


“Apakah ini salah satu syaratnya?” Tanya semua.


“Itu satu-satunya syarat,” jawab si tukang cukur kerajaan, ia meletakkan ibu jarinya di lengan rompinya dan terlihat sangat bijaksana.


“Apakah tidak ada batasan usia?” Mereka kembali bertanya.


“Setiap wanita dari delapan belas tahun ke atas memenuhi syarat,” kata pemilik cermin ajaib.


“Kalau begitu, setiap wanita di Granada akan mengklaim haknya untuk menjadi ratu!” Seru semua.


“Tapi mereka harus membenarkan klaim mereka,” katanya. “Setiap wanita harus menatap ke cermin, dengan saya di sisinya.”


Satu syarat yang dikenakan pada mereka yang ingin menjadi ratu Granada diumumkan. Banyak yang tertawa, seperti yang diduga, tetapi aneh untuk dikatakan, tidak ada wanita yang datang ke tukang cukur untuk melihat ke cermin.


Hari dan minggu berlalu, dan Raja semakin dekat untuk mendapatkan seorang istri. Beberapa wanita akan mencoba meyakinkan teman wanita mereka untuk pergi ke depan cermin, tetapi sepertinya tidak ada yang mau mengambil langkah.


Raja, adalah pria yang sangat tampan, dan dicintai oleh semua rakyatnya karena banyak kebajikannya. Oleh karena itu mengejutkan bahwa tidak ada wanita cantik yang menghadiri pengadilan untuk mencalonkan diri menjadi istrinya.


Banyak alasan dan penjelasan yang diberikan. Beberapa sudah bertunangan untuk menikah. Yang lain mengaku terlalu bangga untuk memasuki toko tukang cukur. Yang lain lagi meyakinkan teman-teman mereka bahwa mereka telah memutuskan akan lebih baik untuk tetap melajang.


Segera diketahui bahwa tidak ada pria di Granada yang akan menikah, karena sampai Raja menikah, sama sekali tidak pantas bagi mereka berpikir untuk menikah, meskipun masalah sebenarnya adalah tidak ada wanita yang datang ke depan untuk melihat ke cermin.


Para ayah dari sebuah keluarga sangat kesal dengan kurangnya ambisi yang tampak pada anak perempuan mereka, sementara para ibu anehnya diam tentang masalah itu.


Setiap pagi Raja akan bertanya kepada tukang cukur apakah ada wanita muda yang datang ke depan untuk melihat ke cermin, tetapi jawabannya selalu sama–bahwa banyak yang mengawasi tokonya untuk melihat apakah ada orang lain yang masuk ke dalam, tetapi tidak ada yang berani masuk ke dalam.


“Ah, Granada, Granada!” Seru raja. “Apakah tidak ada gadis di negeri ini yang bersedia menawarkan dirinya untuk menjadi pengantin Raja? Raja-raja yang saya kenal di negeri lain tidak memiliki masalah untuk menikah. Mengapa ini terjadi pada saya?”


“Tukang cukur!” teriak raja, “Anda akan mendapatkan saya seorang istri seterang hari, semurni embun, dan sebagus emas saat menatap ke cermin ajaib Anda kan!”


“Yang Mulia,” jawab si tukang cukur, “Ada satu kemungkinan. Penggembala di lereng gunung mungkin berani dengan kekuatan gaib cermin, tapi maukah Anda menikah dengan yang rendahan seperti itu?”


“Minta dia untuk datang,” jawab Raja. “Di hadapan pengadilan saya, biarkan gembala melihat ke cermin, setelah Anda memberitahu dia tentang risiko melakukannya.”


Segera si tukang cukur membawa si gembala ke pengadilan. Diberitakan di seluruh kota bahwa pengadilan akan dilakukan, dan aula kerajaan segera dipenuhi dengan semua wanita agung dan ksatria dari rumah tangga raja.


Ketika sang gembala memasuki hadirat kerajaan, dia merasa sangat malu dikelilingi oleh begitu banyak keagungan. Raja sangat senang dengan penampilannya, dan menerimanya dengan ramah, mengatakan kepadanya bahwa jika dia ingin menjadi istrinya, dia harus menatap ke dalam cermin ajaib. Jika dia telah melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan karakter yang baik dan berbudi luhur, cermin akan menunjukkan banyak noda di permukaannya karena mungkin ada noda di masa lalunya.


“Tuan,” jawab gadis itu, “setiap orang membuat kesalahan dan saya tidak berbeda. Saya telah membuat kesalahan dengan kawanan saya tetapi saya pikir mereka harus memaafkan saya karena setiap hari mereka membiarkan saya merawat mereka dan jika mereka merasakan bahaya, mereka datang kepada saya untuk perlindungan. Saya mencintai domba saya dan melakukan yang terbaik untuk mereka. Sungguh saya tidak memiliki ambisi untuk menjadi ratu, dan saya berani mengatakan saya tidak bisa mengatakan jika Anda dan saya adalah pasangan seumur hidup. Tetap saja, saya tidak takut untuk melihat ke dalam cermin ajaib itu.”


Mengatakan ini, dia berjalan ke cermin dan menatap ke dalamnya, sedikit tersipu, mungkin saat melihat bayangannya sendiri.


Para wanita istana mengelilinginya. Ketika mereka melihat bahwa cermin ajaib tidak menunjukkan noda di permukaannya, mereka mengambilnya darinya, memindahkan cermin dari satu ke yang lain. Mengapa, cermin hanya menunjukkan pantulan, seperti yang dilakukan cermin mana pun. Mereka berseru, “Lihat! Tidak ada keajaiban di cermin ini–kita telah ditipu!”


Tetapi Raja berkata, “Tidak, nona-nona, Anda hanya perlu berterima kasih kepada diri Anda sendiri. Karena jika Anda percaya diri seperti gembala ini, yang tidak takut untuk melihat bayangannya sendiri apa pun yang mungkin ditampilkan, dan siapa yang akan menjadi ratu saya jika dia menginginkannya. itu, maka Anda juga tidak akan takut untuk melihat ke cermin.”


End


Dongeng romantis yang gak begitu romantis menurut saya. Dongeng ini cocok untuk anak kecil, melatih mereka buat percaya diri. Bagi saya yang sudah dewasa, saya mikirnya tukang cukur dan gembalanya berkomplotan biar Raja mau menikahi anak gembala.


Dongeng Romantis 6


Chief Five Heads

Oleh: Margaret Nash


Pernah ada seorang pria berpangkat tinggi dan bangsawan yang memiliki dua putri cantik. Suatu hari dia menyeberangi sungai dan melakukan perjalanan ke sebuah desa yang jauh di mana seorang kepala suku yang hebat tinggal. Dia bertanya-tanya tentang berita terbaru di daerah itu, lalu diberitahu bahwa berita terbesar  adalah bahwa kepala suku sedang mencari seorang istri.


Pria itu pulang ke rumah dan berkata kepada kedua putrinya, “Apakah salah satu dari kalian ingin menjadi istri seorang kepala suku?”


Putri sulung menjawab, “Ya, ayah, saya ingin menjadi istri seorang kepala suku.”


Maka sang ayah berkata, “Kalau begitu, kamu, putri sulungku, akan pergi.”


Putri sulung berkata, “Saya akan pergi sendiri untuk menjadi istri kepala suku.”


Ayahnya berkata: “Bagaimana kamu bisa begitu gegabah? Kamu tahu betul bahwa ketika seorang gadis pergi untuk menampilkan dirinya kepada seorang suami, dia seharusnya ditemani oleh orang lain. Jangan bodoh, putriku!”


Tetap saja gadis itu berkata, “Aku akan pergi sendiri.”


Maka putri sulung pergi ke desa yang jauh sendirian.


Saat dia sedang berjalan di sepanjang jalan, dia bertemu dengan seekor tikus.


Tikus berkata, “Haruskah saya tunjukkan jalannya?”


Gadis itu tertawa. “Apa kamu, tikus? Jangan membuatku tertawa.”


Tikus berkata, “Jika kamu bertindak seperti ini, kamu tidak akan berhasil.”


Dia mengejek. “Sejak kapan tikus tahu tentang apa yang berhasil dan tidak?” Kemudian dia bertemu dengan seekor katak.


Katak itu berkata, “Haruskah saya tunjukkan jalannya?”


Putri sulung berkata, “Pertama seekor tikus dan sekarang seekor katak akan menunjukkan jalan kepadaku! Kamu bahkan tidak layak untuk berbicara kepadaku. Aku akan menjadi istri seorang kepala suku. Sekarang menyingkirlah sebelum aku menendangmu!”


Kata katak, “Silakan. Aku keluar dari sini.”


Ketika gadis itu lelah, dia duduk di bawah pohon untuk beristirahat. Seorang anak laki-laki yang menggembalakan kambing di dekatnya datang kepadanya.


Anak laki-laki itu berkata, “Mau kemana, kakak tertua?”


“Siapa kamu sehingga kamu harus memanggilku kakak perempuanmu?” dia menangis. “Besok aku akan menjadi istri kepala suku! Tinggalkan aku sendiri!”


Anak laki-laki itu berkata, “Tolong, saya sangat lapar. Maukah Anda menawarkan saya beberapa makanan Anda?”


Dia menjawab, “Mengapa saya harus memberikannya? Pergi!”


Putri sulung segera bertemu dengan seorang wanita tua yang duduk di dekat sebuah batu besar.


Wanita tua itu berkata, “Saya akan memberi Anda beberapa nasihat. Anda akan menemukan pohon-pohon yang akan menertawakan Anda; Anda tidak boleh menertawakan mereka sebagai balasan. Lalu Anda akan melihat sekantong susu kental, Anda tidak boleh meminumnya. Terakhir Anda akan bertemu dengan seorang pria yang membawa kepalanya di bawah lengannya, Anda tidak harus mengambil air darinya.”


Gadis itu menjawab, “Dasar perempuan tua! Omong kosong!” Dan dia terus berjalan. Dia datang ke tempat di mana ada banyak pohon. Pohon-pohon menertawakannya, dan dia membalasnya dengan menertawakan mereka. Dia melihat sekantong susu kental, dan dia haus, jadi dia meminumnya. Dia bertemu dengan seorang pria yang membawa kepalanya di bawah lengannya, dan dia juga mengambil air darinya untuk diminum.


Dia datang ke sungai desa kepala suku. Dia melihat seorang gadis di sana mencelupkan air dari sungai. Gadis itu mendongak dan berkata, “Mau kemana, saudariku?”


Kata putri sulung, “Menurutmu mengapa aku berhutang penjelasan padamu? Aku akan menjadi istri seorang kepala suku.”


Gadis yang menimba air sebenarnya adalah saudara perempuan dari kepala suku. Dia berkata, “Tunggu, izinkan saya memberi Anda beberapa saran. Jangan memasuki desa di sisi ini.”


Putri sulung tidak mendengarkannya, tetapi melanjutkan perjalanannya. Dia akhirnya mencapai desa kepala suku. Orang-orang bertanya dari mana dia berasal dan apa yang dia inginkan.


Dia menjawab, “Saya datang untuk menjadi istri kepala suku.”


Mereka berpikir, “Siapa yang melihat seorang gadis datang tanpa pesta pengantin untuk menjadi pengantin?” Dan mereka berkata, “Pemimpin tidak ada di rumah. Anda harus menyiapkan makanan untuknya, sehingga ketika dia kembali di malam hari, dia dapat makan malamnya.”


Mereka memberinya millet untuk digiling. Dia menggilingnya dengan sangat kasar, dan roti yang dia buat menjadi keras dan kering.


Di malam hari, dia mendengar suara angin kencang. Angin adalah kedatangan Kepala. Kepala itu berwujud seekor ular besar dengan lima kepala dan mata sebesar piring. Inilah sebabnya mengapa dia disebut Kepala Lima (Chief Five Heads). Putri sulung sangat ketakutan saat melihatnya. Dia duduk di depan pintu dan menyuruhnya membawakan makan malamnya. Dia membawakannya roti yang telah dia buat. Kepala Lima tidak puas dengan roti itu. Dia berkata, “Kamu tidak akan menjadi istriku.” Dia memerintahkan dia untuk segera kembali ke desa asalnya.


Setelah kakak perempuan kembali ke rumah, adik perempuan itu berkata, “Ayah, bolehkah saya juga menampilkan diri saya sebagai istri Kepala Desa?”


Sang ayah menjawab, “Baiklah, putri. Memang benar bahwa kamu juga ingin menjadi pengantin wanita.” Dia memanggil semua temannya, dan pesta pengantin yang hebat disiapkan untuk menemaninya.


Di tengah jalan dia bertemu dengan seekor tikus. Tikus berkata, “Haruskah saya tunjukkan jalan?”


Gadis itu menjawab, “Jika Anda akan menunjukkan jalan, saya akan berterima kasih.”


Kemudian tikus menunjukkan jalan. Dia datang ke sebuah lembah, di mana dia melihat seorang wanita tua berdiri di dekat pohon.


Wanita tua itu berkata kepadanya, “Kamu akan datang ke tempat di mana dua jalan bercabang. Kamu harus mengambil jalan kecil, karena jika kamu mengambil jalan besar, semuanya tidak akan berjalan baik untukmu.”


Putri bungsu menjawab, “Baiklah, saya akan mengambil jalan kecil.” Dia menawari wanita tua itu beberapa makanan, dan melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian dia bertemu dengan seekor kelinci.


Kelinci berkata, “Desa kepala desa tidak jauh dari sini. Kamu akan bertemu seorang gadis di tepi sungai. Kamu harus berbicara dengan baik padanya. Mereka akan memberimu millet untuk digiling. Kamu harus menggilingnya dengan baik. Kamu juga tidak perlu takut pada calon suamimu.”


Dia berkata, “Saya akan melakukan apa yang Anda sarankan, kelinci. Terima kasih.”


Di sungai dia bertemu dengan saudara perempuan kepala suku yang membawa air. Adik kepala desa berkata, “Mau kemana kamu?”


Putri bungsu menjawab, “Ini adalah akhir dari perjalanan saya.”


Adik kepala desa berkata, “Mengapa kamu datang?”


Gadis itu menjawab, “Saya di sini ingin menjadi seorang pengantin.”


Kakak perempuan kepala desa berkata, “Begitu, tetapi tidakkah kamu takut ketika kamu melihat suamimu?”


Kata putri bungsu: “Saya tidak akan takut.”


Kakak perempuan kepala desa menunjukkan gubuk di mana dia harus tinggal. Makanan diberikan kepada pihak pengantin. Ibu dari kepala suku memberikan millet kepada anak perempuan yang lebih muda, dengan berkata, “Kamu harus menyiapkan makanan untuk kepala suku. Dia tidak ada di sini sekarang, tetapi dia akan kembali pada malam hari.”


Malam itu, dia mendengar angin yang sangat kencang, yang membuat gubuk itu bergetar. Tiang-tiangnya jatuh, tapi dia tidak habis. Kemudian dia melihat Kepala Lima datang. Memang, dia adalah ular yang sangat besar dan tampak menakutkan dengan lima kepala. Dia meminta makanan. Putri bungsu menyerahkan roti yang telah dia buat. Dia sangat senang dengan rotinya yang lembut dan enak. Dia berkata kepadanya, “Saya dapat mengetahui apa yang terjadi setiap saat di tempat ini. Karena sayalah yang menjadi tikus, dan kelinci, dan saya bahkan adalah wanita tua itu. Saya telah melihat bahwa Anda baik dan berhati-hati dan baik hati. Apakah kamu mau menjadi istriku?”


Kemudian Kepala Lima menjadi seorang pemuda tampan. Dia memegang tangan putri bungsu. Kemudian mereka hidup bahagia bersama.


End


Seperti dongeng romantis kebanyakan, bertabur fiksi dan jauh dari yang namanya realistis. 


Dari banyaknya dongeng romantis di atas, favorit saya adalah Princess Peony. Cerita yang berakhir sedih memiliki ruang tersendiri di hati. Selain itu coba baca cerita Putri Kaguya, cerita dari Jepang yang tak kalah seru dan romantis. Gadis cantik yang menetas dari bambu. Gadis paling cantik di Jepang. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *