Tidak Aneh Tapi Aneh Karena Manusia Omnivora

manusia seperti ayam


Hal ini terus mengganggu saya dari saat usia saya masih imut-imut. Saat itu guru saya mengatakan, “Ayam adalah makhluk omnivora. Dia bisa makan daging dan tumbuhan, seperti manusia.”


Siang harinya sepulang sekolah saya bertatapan mata dengan ayam yang sedang makan semut, rayap, daun, dan dedak. Dalam hati bertanya-tanya, “Kenapa aku harus sama dengan hewan itu? Apa aku makan semua hal yang ada di depanku seperti ayam itu?” Saya juga pernah memberikan seekor ayam telur ayam. Dia memakan anaknya sendiri! Sedihnya.


Semakin dewasa, saya makin merasa aneh. Apalagi melihat orang mukbang saat ini. Tapi paling aneh adalah diri saya sendiri, kenapa saya … kenapa saya hampir-hampir bisa memakan segalanya yang ada di dunia?


Kenapa manusia memakan ceker? Itu kan kaki ayam?


Kaki ayam sangat enak sekali. Jika pengolahannya benar, teksturnya bisa jadi sangat empuk. Sekali hap, kulit-kulitnya bakal lepas dari tulang. 


Tapi kenapa? Kenapa saya harus memakan dan menelan kaki! Itu kaki seekor hewan yang tidak pernah memakai sepatu atau sandal. Tapi saya menyukainya. Rasanya enak.


Kenapa manusia makan kepala hewan? 


Isi kepala, mata, gigi … lidah?! Bagian kepala sudah pasti langsung sepaket sama wajah dan komponen lainnya. Memang sebelum dimasak bakal dicuci bersih, tapi bayangkan kita memakan lidah dari seekor makhluk hidup.


Kejam sekali, meski penyajiannya dibuat seapik mungkin, tapi saya pernah melihat orang makan kepala hewan dengan cara yang sangat liar. Apalagi kepala itu hewan berukuran besar, seperti sapi dan kerbau.


Manusia menelan semua jenis daging


Saya pernah melihat orang makan daging ular di internet, daging cicak, daging tikus, kecoa, kalajengking dan sebagainya. Di agama Islam semua hewan ini dilarang, tapi di agama lain? Saya tidak tahu. 


Terbayang daging ular yang licin, bersisik, menggeliat-geliat, panjang … hah, kenapa bisa manusia menelannya. Lalu apa lagi? Buaya? Cicak? Bagaimana bisa itu semua ditelan manusia?


Manusia juga menganggap air seni itu enak?


Bukan menikmati air tersebut dengan rasa yang original dengan menenggak langsung dari sumbernya, tapi air tersebut menjadi bahan pembuatan salah satu jenis makanan di China. Namanya adalah telur perjaka. Warnanya hitam, seperti telur rebus, yang membedakannya dengan telur rebus lain, air yang dipakai bukan menggunakan air tawar melainkan air seni.


Meski katanya sekarang sudah diganti dengan jenis air lain. Tapi dulunya pernah ada dan katanya enak. Lagi-lagi saya bertanya-tanya, “Kok bisa manusia mampu menelan makanan seperti itu?”


Kenapa organ dalam hewan sangat enak dinikmati?


Kejamnya. Kita mengobrak-abrik isi badan hewan, lalu mengambil organ-organnya seperti jantung, paru-paru, otak, empedu, dan ginjal. Saya jadi membayangkan dokter membedah tubuh pasien, serta terbayang seekor singa memangsa kijang. Mereka makan seluruh tubuh, mengoyak organ dalam. Bedanya mereka makan langsung, manusia harus memasaknya.


Saya pernah menemukan video, seseorang menikmati bagian ampas usus, yang entah itu namanya apa, kotoran? Kok bisa mereka menelannya?


Manusia memakan tanah?


Dulu saat kecil saya ingin sekali memakan tanah. Pasti rasanya seperti coklat, begitu pikir saya waktu itu. Bertambahnya umur, saya sadar, bahwa saya terlalu polos+imut+menggemaskan waktu itu. Manusia tidak bisa makan tanah, karena tanah itu kotor, banyak kuman, materialnya tidak halus dan bisa melukai tubuh manusia (saya bayangin menelan tanah yang bercampur kerikil tajam).


Tapi di beberapa negara di ujung sana, ada orang makan tanah! Alasan memakannya bukan karena suka, tapi karena kemiskinan. Saat melihat bentuk dari kue tanah tersebut, saya sempat ingin mencobanya. Lalu suatu hari, di Indonesia pernah viral camilan dari tanah, makanan itu dijual di Shopee. 


“Wah, makin gila saja kuliner di dunia ini.”


Kenapa manusia makan darah?


Di agama saya ini haram. Tapi pernahkah kamu ada bagian tubuh yang terluka, misalnya bibir, lalu luka itu mengeluarkan darah, kamu coba menyesap darah itu kemudian menelannya. Rasanya seperti besi berkarat, aromanya pun begitu. Rasa jijik tidak begitu terasa, karena darah sendiri.


Tapi bagaimana dengan darah makhluk hidup lain? Coba bayangkan, cairan itu keluar dari tubuh hewan, lalu tiba-tiba muncul manusia kemudian menghisapnya dan menelannya. Manusia makan darah!


Walaupun sebenarnya cara menikmatinya bukan begitu, harus diolah dulu sedemikian rupa. Tapi tetap saja, darah adalah darah, cairan merah kental yang keluar dari tubuh hewan.


Saya bertanya-tanya, manusia sebuas ini ya? Mereka bahkan merawat hewan dengan sepenuh hati, lalu setelah hewan itu besar mereka makan. Saya jadi memikirkan, bagaimana jika kelak ada peternakan manusia. Kita dibesarkan dengan baik, setelah besar dimakan. Sedih sekali memikirkan hewan yang bernasib seperti ini. Saya sendiri berternak hewan juga. Dasar tidak tahu malu.


Tulang Sapi pun dimakan, bagian sumsumnya sangat enak sih


Betapa rakusnya manusia. Bagian dalam tulang sapi pun mereka eksekusi juga. Seniat itu mencari sisa-sisa yang enak dimakan.


Tapi memang enak sih. Siapa penemunya? Kenapa terpikir bagian itu bisa dimakan? 


Manusia makan manusia?


Kanibalisme. Ini sudah tidak waras lagi. Memakan sebangsanya sendiri. Apa tidak terbayang ekspresi orang yang dimakan saat makan bangsanya sendiri? Tidak habis pikir. Tidak habis pikir. Tidak habis pikir. Manusia oh manusia.


Menjadi omnivora itu bukan keanehan. Tapi sebaiknya tahu dengan batasan. Tahun 2022 saya memprediksi, kelak akan ada yang namanya kotoran goreng. Air seni sudah, bangkai pun sudah pernah manusia makan (telur ayam yang hampir menetas tapi malah dimasak, itu termasuk bangkai), kotoran usus, dan apa lagi?


Di sini saya hanya menuliskan kegundahan hati, saya juga makhluk omnivora. Saya makan daging, sayur, dan saya minum. Perlu ditegaskan, tidak aneh menikmati ceker, organ dalam hewan, kepala hewan, selagi dimasak dengan baik dan halal, maka jika kamu menyuruh saya makan pun saya akan makan. Semoga tidak diartikan sebagai mengejek. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *