Penjelasan Ending Film Memories of Murder (2003) dan Foto Pelakunya

penjelasan ending film memories of murder

Di pertengahan film Memories of Murder, saya sungguh kecewa melihat bagaimana cara detektif bekerja. Mereka payah, investigasinya hancur, tidak rapi, terlalu banyak pengganggu, dan menyebalkan karena cara mereka berpikir terlalu lambat. Saya marah melihat detektif yang tidak kompeten, apalagi tokoh utama kita yaitu Detektif Park, mencari tahu siapa pembunuhnya hanya dengan melihat tatapan mata si target. Dia mengabaikan apa itu deduksi, bukti, ilmu pengetahuan, bahkan dia main dukun untuk menangkap pembunuhnya. 


detektif seo
detektif park
detektif cho

Detektif Seo yang ditugaskan dari Seoul pun begitu. Saya pikir dia bisa mirip seperti Sherlock Holmes, atau Shinichi Kudo, ternyata sama saja. Terlalu lambat. Lalu Detektif Cho yang sukanya main kekerasan, bisa-bisanya dia memukul tersangka agar mau mengatakan apa yang dia ingin dengar. Saya suka endingnya, dia mendapatkan pelajaran setimpal, kakinya yang digunakan menendang korban, diamputasi karena tetanus. 

Di menit-menit film akan berakhir, saya percaya diri, mereka bisa menyelesaikan kasus ini meski caranya tidak keren seperti harapan saya. Akan tetapi, ternyata saya salah. Sampai film berakhir pun kasus tidak terpecahkan. Akan tetapi! Saya malah menemukan ketertarikan pada endingnya. Penilaian saya soal Memories of Murder langsung terjungkal 360°.

“Men, film ini keren banget!”

Siapa Pelaku Pembunuhan di Film Memories of Murder 2003?

Bagaimana penjelasan ending film Memories of Murder dan siapa pelaku pembunuhan yang sebenarnya? Berikut adalah jawaban serta foto pelakunya.


ending film detektif park menatap ke kamera

Ending film menunjukkan bahwa Detektif Park tidak lagi bekerja sebagai detektif, melainkan salesman dan telah memiliki keluarga kecil yang bahagia. Saat dia akan mengantarkan barang-barang jualannya yang ternyata dekat dengan lokasi pembunuhan ‘waktu itu’, dia memutuskan menepi dan mengenang kasus pertama ditemukannya mayat seorang wanita di gorong-gorong sungai. Jelas saja kasus itu masih menghantui dirinya selama ini.

Lalu ada seorang siswi melewatinya. Siswi bertanya apa yang dilakukan mantan detektif itu, dan siswi itu juga mengatakan bahwa pria lain telah melihat tempat yang sama seperti yang dilakukan detektif Park. Siswi itu memberitahu, “Katanya dia mengenang sesuatu yang pernah terjadi di sini dahulu.”

“Bagaimana wajahnya?” Tanya Detektif Park.

“Emmm, wajahnya polos. Seperti orang biasa,” jawab siswi itu.

Saya yakin, siswi ini sedang mendeskripsikan pelaku sebenarnya dari pembunuh tersebut. Kemudian Detektif Park menatap kamera lama sekali sampai film tamat.

Ingat dengan keahlian Detektif Park yang bisa melihat kebohongan di mata pelaku? Yang dia lakukan di akhir film adalah melihat mata kita, yaitu mata penonton! Dia yakin bahwa pembunuh itu masih berkeliaran di sekitar kita, jadi dia ingin menangkapnya dengan menatap mata orang yang sedang melihat film ini.

Memories of Murder adalah cerita yang diambil dari kisah nyata dari kasus pembunuhan Hwaseong yang disutradarai oleh Bong Joon Ho. Saya pikir, Bong Joon Ho menjadi detektif tambahan dari film ini, dia membuat film Memories of Murder untuk menangkap pelaku atau membuat pembunuh yang belum berhasil ditangkap itu merasa was-was di kehidupan nyata. Bong menjelaskan bahwa dia merasa pembunuh yang sebenarnya mungkin akan menonton film tersebut, dan dia ingin si pembunuh merasa seperti sedang menatap mata pengejarnya atau Detektif Park.

Bukankah ini plot twist yang mendebarkan?! Cerita di film dan cerita di dunia nyata saling menyambung. Hingga akhirnya pada tahun 2019, pelaku pembunuhan yang sebenarnya telah mengakui kejahatannya. Di Wikipedia, tertulis dia ditangkap tahun 1994, tapi baru mengakui kejahatannya tanggal 1 Oktober 2019 (CMIIW). Pelakunya adalah pria bernama Lee Chun Jae, dia sempat dipenjara karena pembunuhan lain (tidak terkait dengan kasus pembunuhan di film). Jadi dia ditangkap bukan karena membunuh wanita-wanita seperti di film, melainkan karena pembunuhan lain. Lalu dia ditanya, kenapa mengakui kejahatannya setelah 30 tahun lamanya memilih bungkam? Tahu apa jawabannya?

“Karena profilernya cantik.”

Profiler itu salah satu jenis profesi yang bertugas menganalisa suatu kasus untuk mendapatkan gambaran mengenai pelakunya. Merinding, dia bener-bener psikopat!


foto asli lee chun jae dan ilustrasi dari profiler

Lee Chun Jae juga mengaku telah menonton film Memories of Murder sebanyak 3 kali, tapi dia tidak merasakan apa-apa saat menonton versi simulasi dari tindakan mengerikannya.

Jika kamu ingin mencari tahu soal kasus Lee Chun Jae ini, kamu bisa cari di Google kasus pembunuhan Hwaseong. Kasusnya soal pembunuhan berantai dan pemerkosaan yang dilakukan kepada wanita, dia mengaku telah membunuh 14 wanita, 9 di antaranya yang dijelaskan dalam film.

Ending Kasus Hwaseong dan Memories of Murder 2003 di Dunia Nyata

Di versi film kasus ini memang masih belum dipecahkan. Tapi di dunia nyata kasus sudah selesai, pembunuh telah ditangkap, kita juga tahu bagaimana rupa wajah pembunuh yang sebenarnya.

Kisahnya panjang banget. Kalau dipikir-pikir lagi, secara keseluruhan kisahnya tidak happy ending banget, karena sebelum itu ada banyak korban terbunuh akibat ulah Lee Chun Jae, serta ada juga korban salah tangkap yang harus mendekam di penjara selama 20 tahun padahal tidak melakukan kejahatan apa-apa. Itulah penjelasan ending Memories of Murder. Ceritanya sungguh realistis, hebat banget, dan butuh waktu lama buat mengetahui siapa pembunuhnya. Detektif yang hebat, mungkin cuma ada di buku atau film saja. Atau mungkin, mata saya saja yang belum mampu melihat detektif-detektif hebat di dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *