Makna Lagu Shinunoga E-Wa, Cinta yang Mengerikan atau Manis?

kagami yo kagami, siapa orang yang bisa mencintaiku secara abadi?


Lagu ganteng. Itu adalah sekilas penilaian saya dari pertama kali mendengar. Alunan nadanya yang datar, kemudian suara ganteng dari sang penyanyi yaitu Fujii Kaze. Lalu setelah saya mencari tahu maknanya, saya makin terpikat lagi. 


Pemilihan kalimatnya bagi saya romantis. Meski agak mengerikan bagi beberapa orang. Tapi mari kita putuskan di bagian akhir. Apakah mengerikan atau manis?



Jika membaca terjemahan lagu dari awal sampai akhir, dapat disimpulkan makna lagu Shinunoga E Wa itu begini:


“Aku lebih baik mati daripada mengucapkan selamat tinggal padamu.”


Manis gak? Atau mengerikan? Kurang ya, kurang puas. Mari kita kupas bait demi bait lirik yang menyita perhatian saya.


Makna Lagu Shinunoga E Wa by Fujii Kaze


Apa arti dari judul lagu Shinunoga E Wa? Artinya adalah “It’s Good to Die”, kalau dibahasa Indonesia-kan artinya bisa begini, “Lebih Baik Mati” atau bisa juga berarti “Aku Pandai Sekarat”.


Pada awal lirik, saya suka bagian lirik ini, “kagami yo kagami yo kono yo de ichiban” artinya, cermin oh cermin di dinding. Ada unsur fantasinya. Mengingatkan saya pada dongeng Putri Salju tentang cermin yang bisa menjawab segala pertanyaan.


“Cermin oh cermin, siapa orang paling cantik di dunia ini?” 


Tapi di lagu ini Fujii bertanya soal, “kawaru koto no nai ai wo kureru no wa dare” artinya siapa orang yang bisa memberi saya cinta paling abadi dari mereka semua atau orang-orang di muka bumi ini? Lalu lirik selanjutnya Fujii mengatakan, “tidak perlu bertanya, karena jawabannya jelas adalah my Darling” atau sosok yang Fujii sukai selama ini, anggaplah kekasihnya.


Dia percaya diri sekali, huh?


Lalu di penggalan berikutnya Fujii mengulangi lirik tentang penegasannya kalau wanita yang ia cintai atau “my Darling” adalah yang terakhir. 


“Pokoknya kamu yang terakhir, kalau gak sama kamu, mending aku mati. Kamu lebih baik daripada jadwal makanku yang makan tiga kali sehari. Saya tidak akan pernah mengatakan selamat tinggal kepadamu, kamu adalah yang terakhir buat saya. Jika memang kita harus berpisah, mending saya mati aja.”


Bagaimana makna Shinunoga E Wa milik Fujii Kaze? Romantis atau mengerikan? 


Faktanya, dari awal sampai selesai, lagu ini menonjol sudut pandang si ‘Aku’. Tidak dijelaskan bagaimana si ‘Kamu’, sehingga menunjukkan kesan egois.


Perlu dipahami lagi, perbedaan antara cinta dan obsesi. Dari liriknya, saya menganggap bahwa Fujii terobsesi dengan si Darling-nya tersebut. Agak mengerikan, karena kalau dia berpisah dengan si Darling itu, dia akan mengakhiri hidupnya. Tapi sialnya lagu ini menggunakan susunan kata yang keren banget, jadi sulit menyadari mengerikannya makna lagu tersebut.


“Kamu lebih baik daripada tiga kali makanku.”


Di sini ketergantungan dan obsesi diungkapkan dengan indah oleh Fujii. Gak lagi pake kata-kata, “Aku gak mau makan kalau gak disuruh Ayang.” Huweee, alay banget.


Jika diteliti lebih baik, lirik dari lagu Shinunoga E Wa mengatakan bahwa penyanyi ingin Darlingnya adalah yang terakhir. Tapi yang terakhir bukan berarti yang pertama kan? Dia seperti menunjukkan penyesalannya pada hubungan sebelumnya. Dan kali ini, dia ingin serius dalam mencintai seseorang sedalam yang ia bisa.


“Jangan pernah bilang bye bye.”


Inspirasi Fujii Kaze Sebelum Membuat Lagu Shinunoga E Wa


Fujii Kaze mendapatkan ide membuat lagu Shinunoga E Wa dalam perjalanan pulang dari membeli parutan kubis dan 5 potong tahu goreng Donki. Sumber ini saya dapatkan dari situs Jepang azyano.blog


Jadi setelah membeli parutan kubis, sekonyong-konyong terpikirkan ide “lebih baik saya mati daripada berpisah denganmu”, wkwk, keren banget.


Opini Saya Tentang Lagu Shinunoga E Wa


Jika sebatas fiksi, saya merasa jenis cinta yang ditunjukkan ini sesuatu yang manis. Kamu yang terakhir… saya paling suka bagian ini. Tapi sayangnya harus ternodai karena sepertinya Darling yang dimaksud bukan yang pertama.


Saya penggemar Meliodas (Anime: Seven Deadly Sins), Colin (Webtoon: The Witch of Mine), Mikasa (Anime: Attack on Titan), dan Obito (Anime: Naruto). Saya menyukai jenis cinta mereka, seperti Obito yang menjadikan Rin wanita pertama dan terakhirnya. Sehingga tidak ada cinta kedua, ketiga, atau keempat. Saya sangat-sangat mengagumi kesetiaan. Kesetiaan itu indah, keabadian dalam mencintai juga sangat indah. Jadi saya menyukai maknanya. 


Obsesi memang mengerikan. Selagi sebatas fiksi, maka saya tidak mempermasalahkannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *