Sedang Mencari Jati Diri dengan Pertanyaan Apakah Saya LGBT?

sekarang sudah tidak

Apa yang sedang kamu rasakan sekarang? Sedang tertarik dengan sesama jenis? Cemburu jika orang yang kamu sukai dekat dengan lawan jenis atau sesama jenis lain?

Sedang bingung dengan perasaanmu. Ayo ayo ayo cari jawabannya di sini.

Menyukai Cwk Cantik atau Tampan itu Hal Lumrah Karena Mata Kita Menyukai Sesuatu yang Indah

Jangan terlalu bingung bila merasa suka melihat sesama jenismu cantik atau tampan. 

Saya suka melihat wanita cantik, teman saya suka, bahkan timbul rasa ngefans, mengidolakan. Padahal dia bukan artis. Hanya ketua osis. Tiap ketemu kami salah tingkah, senang jika disapa. Perasaan ini juga timbul saat kami disapa wanita populer. Rasanya senang, tersipu malu dan berdebar.

Apa itu berarti saya LGBT? Gak! Perasaan seperti itu wajar banget. 

Suka disentuh Sesama Jenis? Misalnya Peluk dan Cium Tapi dalam Batas Wajar?

Itu juga normal banget. Di Arab sana sesama lelaki bisa peluk cium sesuka hati. Itu tanda mereka menunjukkan kasih sayang. Mereka bisa cium bagian kening, pipi, ubun-ubun. Yang penting bukan bibir.

Wajar banget. Padahal mereka laki-laki. Biasanya yang skinship berlebihan seperti itu kan sesama wanita. 

Jika kamu suka disentuh, mungkin love language kamu physical touch. Dipeluk memang menenangkan. Digenggam tangan juga nyaman banget. Lantas, kamu mau menyalah artikan rasa nyaman sebagai cinta? Jangan gila. 

Merasa Cemburu Melihat Teman Anda Lebih Dekat dengan Orang Lain atau Dekat dengan Pacarnya?

Haduh, kalau kamu merasa cemburu kepada teman sesama jenismu lalu menyalah artikan bahwa cemburumu sebagai rasa cinta … lawak banget.

Drama seperti ini sudah sering sering sering banget terjadi. Cemburu temennya temenan sama orang lain, cemburu temannya lebih perhatian sama orang lain, cemburu temennya lebih mentingin pacar daripada dirimu.

Temen-temenku sering ceritain hal ini. Ada tuh ya, saking cemburunya mereka ngelabrak ke temen yang deket sama temennya. 

“Awas aja lu deketin si anu. Gue rebut pacar lu!” 

Temenku pernah cerita begini. Ya ampun ngakak banget. Ada juga kasus lain, temanku nongas-nangis cerita kalau bestienya punya bestie lain. 

“Apa sih salahku? Kenapa dia ninggalin aku? Padahal aku gak jahatin dia?”

Berapa tahun ya anjir curhatin ini mulu. Saya sampai bosan dengernya. Dia juga ngaku masih belum move on sama bestienya. Dia sampe surprise-in ultahnya, ngajak keluar, tapi bestienya gak bisa balik kayak dulu wkwkwk. Kasihan banget. 

Secemburu itu mereka sama sejenis mereka sendiri kalau dekat dengan orang lain. Lalu apa mereka belok? Gak! Mereka 100% normal. Kamu juga pasti normal. Jangan dikit-dikit disangkut pautin sama LGBT. Dulu orang-orang yang belum kenal istilah LGBT pasti menganggap hal beginian hal wajar. Sekarang orang pada dikit-dikit baper.

Nyaman Chattingan dengan Sesama Jenis? Rindu Jika Lost Contact? Tidak Suka Jika Chat Tidak dibalas atau Berusaha Mencari Topik Seperti Orang PDKT?

Yang kayak gini juga dirasakan sesama sahabat, Bro. Gak serta merta karena saya nyaman chattingan dengan dia seperti nyaman chattingan dengan cowok/cewek (lawan jenis), berarti saya gak normal.

Nyaman itu jebakan, Bro. Gak selamanya arti nyaman itu rasa suka. Ini buat yang suka jatuh cinta lewat virtual, ayo baca baik-baik.

Pernah chat sampai subuh? Atau dari pagi menjelang pagi lagi? Bahkan telfon-telfonan? Video call-an berjam-jam? Gombal-gombalan dengan sesama jenis? Panggil-panggil sayang? Lalu kamu baper hanya karena ini? Lalu merasa “Apa saya gae? Apa saya lesbong?”

Parnoan banget deh. Gak sayang, kamu gak lesbi atau gay. Kamu cuma menemukan teman bicara yang seru. 

Chat-chat seperti:

“Saya rindu.”

“I miss you.”

“Beb, kangen.”

“Kak, kangen.”

Itu biasa banget di kamus para ladies. Ini bocil-bocil yang baru lahir sadarlah, ini hal biasa bagi cewek-cewek. Kamu jangan baper. Miris loh saya, banyak sekarang anak SMP bahkan SD udah belok. Mungkin mereka masih awam sama pergaulan wanita yang memang suka manja-manjaan begitu.

Sementara untuk laki-laki? Hmm skip dulu. Aku gak paham pergaulan laki-laki bagaimana.

Cumaaaa, hal-hal yang udah kesebut di atas itu normal banget. Apalagi kalau kamu muslim. Setergantungan itu sama sejenis emang hal wajar karena kita dilarang buat bergaul sama lawan jenis.

Ini semua tergantung pola pikir kamu mengartikannya. Selalu artikan “Biasa biasa biasa!” Maka pemikiran kamu lesbong atau gae bakal minggat sendiri. Ayo dong gaes, jangan apa-apa mikir “Aku belok ya?” Enggak! Kamu nggak begitu.

Kamu normal. Kamu cuma menemukan tempat bicara yang nyaman. Kamu telah menemukan bestie kamu yang sesungguhnya. Bestie. Bukan pasangan. Hawa hanya untuk Adam. Bukan untuk Siti.

Nafsu dengan Sesama Jenis? Nafsu yang Melebihi Keinginan untuk Memiliki, Nafsu yang Maknanya Lebih Jauh dari Itu?

Kalau yang kamu rasakan adalah seperti ini, saya tidak sanggup berkata-kata lagi. Satu pesan saya, LGBT itu ujian. Gak ada orang yang ditakdirkan menjadi LGBT. Kamu gak memilih untuk menjadi seperti ini? Tidak! Kamu memilihnya sendiri.

Jangan sok tidak berdaya deh. Kamu punya banyak cara buat berubah. Mendekatkan diri ke Tuhan? Mungkin udah basi. Tapi emang begitu caranya.

Ingat gaes, LGBT itu ujian. Sama halnya dengan depresi. Kalian gak ditakdirkan untuk merasakan itu, tapi kalian ditakdirkan berjuang melawannya. Barang siapa yang berhasil menahan nafsunya dari LGBT, in sha Allah, Surga untuknya! Kamu mati dalam keadaan syahid! Kamu berhasil meninggal dalam keadaan menahan hawa nafsumu sendiri.

Ayo dong ditahan. Tahan sampai mati. Lagian hidup itu se-lama apa sih? Sebentar banget lah we. Bentar lagi juga kiamat. Tanda-tandanya udah banyak. Kita ini hidup di akhir zaman. Stop berpikiran kiamatnya masih lama. 

Bagi yang sudah terlanjur berkecimpung, sini ucap istighfar. Dijamin, dosa-dosamu langsung berguguran. Allah Maha Pemaaf banget! Banget! Banget! Seriusan deh. 1 milyar persen bakal diterima taubatmu. Teruslah berprasangka baik kepada Allah. Karena prasangkamu, adalah prasangka Allah. 

Tobat ya. Sabar sebentar aja. Abis itu seneng-seneng di Surga. Jangan lupa Sholatnya dijaga. Simple loh kalo dipikir-pikir cara masuk Surga. Nanti di Surga kamu minta apa aja terserah kamu. 

Iseng minta dibikinin suami/istri di Surga yang mirip crush kamu di dunia juga bisa. Gampang mah itu. Coba bayangin deh. Indah banget kan. Makanya sabar. Sabar nahan nafsunya. Ayo masuk Surga bareng-bareng.

Cinta ke Sesama Itu Boleh Gak Sih? Apakah Dosa Jika Saya Mencintai Sesama Jenis Sendiri?

Saya gak tahu. Takut salah ngomong deh. Tapi mencintai itu bukanlah dosa. 

Cumaaaaa, pas kamu dalam fase mencintainya otak kamu mikirin apa aja soal dia? Hati kamu bisikin apa aja? Terus nafsu kamu? Bagaimana keadaannya?

Cinta itu indah. Tapi tidak indah lagi saat setan mempengaruhi pola pikirmu. Misalnya, karena mencintainya kamu jadi membayangkan hal tidak-tidak, menghalukaan sesuatu yang romantis hingga jorok.

Lalu adakah cara mencintai yang baik? Saya tidak tahu. Gak semua orang bisa mengontrol perasaannya agar tidak berdampingan dengan nafsu. Jadi lebih baik, kamu berusaha menghilangkan perasaan itu saja.

Iya benar, mencintai itu gak dosa. Tapi mempertahankan rasa cinta pada orang yang gak layak itu buang-buang waktu. Saran saya, lebih baik kamu tinggalkan cintamu kepada manusia, lalu mulai belajar mencintai Allah. 

Pembaca: “Ah elah, agama lagi agama lagi.”

Saya: “Halah diem.”

Saya Nyaman Berpenampilan Seperti Laki-Laki Padahal Saya Perempuan, Sebaliknya untuk Kaum Laki-Laki

Apa ya istilahnya, crossdressing? Berlintas busana. Istilah orang yang memakai pakaian dan berperilaku tidak sesuai dengan gender. Misal laki-laki berpenampilan seperti wanita dan wanita berpenampilan seperti laki-laki.

Ada yang bilang, itu adalah kebahagiaan. 

“Aku pakai rok bahagia banget. Gak suka pake celana,” ucap cowok.

“Lebih nyaman potong titit sih. Pengen kayak cewek,” ucap cowok (plak).

“Pengen potong payu*dara deh biar datar,” ucap cewek.

“Aku kemarin pake baju koko sama peci ke Masjid,” ucap cewek. 

(Astaghfirullah ngakak. Gak jago bikin contoh crossdressing cewek).

Pokoknya begitu lah. Apa kamu bahagia memakai pakaian dan berperilaku tidak sesuai gender? Saya sendiri orangnya agak tomboy. Tapi saya benci dibilang tomboy. 

Agak bingung saya gimana crossdressing cewek. Soalnya cewek memakai celana kan biasa. Yang kurang biasa paling potong rambut. Tapi hmm, ada yang potong rambut seperti cowok karena tuntutan pekerjaan atau penyakit. Jika karena gaya-gayaan agak pengen dijambak ya. Terus cowok gondrong juga gak papa banget. Rambut Rasulullah dulu begitu. 

Cewek cantik mau rambut panjang atau pendek tetep cantik. Tapi mohonlah jangan sampai dikerik rambutnya sampai kulit kepalanya kelihatan. Atau dipotong pendek banget. Bingung deh gue ngomongnya.

Ayo dong, jangan sampai melewati batas. Emang gak sakit hati apa dibilang cowok padahal cewek atau sebaliknya. Atau malah seneng? TT 

Sewajarnya aja ya kalau berpakaian. Aku sekarang lagi belajar pakai pakaian feminim. Rasanya deg-degan gitu deh, agak excited tapi juga malu. Nano-nano banget. Seru.

Oh iya, kalau kata Husen (maaf kalau salah, CMIIW), cowok agak kemayu yang gak dibuat-buat, tapi gak bencong, seperti bawaan lahir, itu sepertinya gak papa. Kayak Fadil gitu. Tahu gak? Tapi bukan ngondek ya.

Terus buat yang suka judge orang seenaknya, ngeliat orang tomboy (cewek kek preman) atau cowok tapi gemulai, gak berarti mereka itu belok. Bisa jadi memang bawaan. Orang seperti itu biasanya malah gemesin kalau dijadiin pasangan. Atau malah mereka berpasangan. Bayangin, cowok letoy yang manja dengan cewek perkasa. Wakakaka.

Biasanya cowok agak gemulai suka wanita yang lebih tua. Cewek tomboy suka cowok lebih tua yang lebih perkasa atau cowok lebih muda yang manja. Maap-maap, saya kebanyakan baca Webtun sama Wattpad.

Saya Terlanjur Menjadi LGBT, Apakah Bisa Kembali?

Saya punya nasihat yang sejujurnya tidak baik saya ungkapkan tapi saya ingin ungkapkan. Begini, “Jangan ngebelok seumur hidup. Tobatlah nanti walau gak sekarang.”

Sisi diri saya yang lain: “Akhhhh, gak boleh gitu. Gak boleh nanti-nanti. Harus sekarang!”

Kalau kamu sudah terlanjur ngebelok, kamu bisa kembali kok. Gimana caranya?

  • Jauhi hal-hal yang ada kaitannya dengan LGBT (bacaan, tontonan, musik, konten-konten begituan dan lain-lain)

  • Putusin pasangan. Kalau pasangannya gak mau putus jejelin aja doa-doa, ayat kursi, atau sok alim gitu biar dia minder wkwkwk

  • Jauhi teman LGBT Anda

  • Berdoa kepada Allah (100% bakal dikabulkan) 

  • Terus terus terus doa woy. Bibirmu nganggur kan? Doa gih!

  • Jangan cari pelampiasan. Orang-orang mah pada gob*lok. Pengen lepas dari LGBT tapi malah pacaran sama lawan jenis. Lepas dari kandang macan malah masuk ke kandang singa. Lepas dari maksiat, malah masuk ke jenis maksiat baru. Ya gimana mau lepas kalau kamu terus-terusan berada di lubang yang sama. Pacaran itu dosa ya! Mau sesama jenis atau lawan jenis

  • Menyendirilah! Jangan berusaha mencintai siapa-siapa lagi. Gak usah sok-sokan mau belajar mencintai lawan jenis. Gak usah maksa. Cintai dulu Tuhanmu!

  • Jangan terburu-buru. Fasenya itu lama

  • Terus pertahankan hidup kayak gini. Jangan berusaha suka sama siapa-siapa. Fokus ke Tuhan kamu. Tutup hati rapat-rapat sama sejenis dan lawan jenis

  • Hilangkan perasaanmu terlebih dahulu pada seseorang. Pastikan perasaanmu sudah kosong

Udah deh. Kalau sudah kosong, biarin aja kayak gitu sampai ada yang ngajak nikah. Pacaran? No! Ngebelok? No! Nikah? Yes! Stay halal brother.

Eh eh, gak nikah juga gak papa. Gak wajib. Jangan terlalu terbebani dengan pernikahan. Mungkin kamu ada trauma dengan lawan jenis. Gak papa kok gak nikah. Yang penting juga kamu gak sama sesama jenis. Tapi kalau sudah siap, lebih baik nikah. Supaya bisa mendapatkan pahala melayani suami/istri, mengurus anak, melahirkan, menjadi ibu dan ayah. Gas berburu pahala! Apa itu cinta? Nikah karena Allah baru oke.

Menjadi LGBT Adalah Kebahagiaan Saya, Kamu Mau Saya Menderita Seumur Hidup di Dunia?

Wahai kaum muslim di seluruh dunia, kamu pikir dunia ini tempat mencari kebahagiaan? Dunia adalah penjaranya umat muslim. Kita gak bisa cari kebahagiaan di sini. 

Kamu gak dibolehin zina, padahal zina enak banget. Kamu gak dibolehin makan babi, padahal babi kayaknya enak. Kamu gak dibolehin bersentuhan dengan lawan jenis, datar banget ya nih hidup umat muslim. Kamu juga gak dibolehin pamerin aurat, tutup rapat tubuh menyisakan wajah dan telapak tangan bagi wanita.

Aneh kalau kamu bahagia di dunia. Orang yang paling menderita di dunia adalah orang yang paling bahagia di akhirat. Mau lihat wajah para penghuni Surga? Sana lihat orang Palestina yang ditembak, disiksa, dibunuh padahal gak salah apa-apa. 

Jadi kenapa nggak menderita seumur hidup yang rasanya kek mau meninggal, depresot, stress, sedih, nangis 10 tahun 100 tahun malam di dunia, tapi bisa bahagia di akhirat. Masya Allah. Di akhirat abadi. Abadi. Mau menggantikan dunia yang paling cuma bertahan 80 tahun umurmu ini?

Saya Begitu Mencintainya, Dia Juga Mencintaiku, Saya Tidak Bisa Melepas Pasangan Sesama Jenis Saya

Berat masalahnya jika perasaanmu kepada sesama jenis terbalas. Beruntungnya kamu yang cintanya tidak terbalas, Allah meringankan ujiannya kepadamu. Sementara bagi yang perasaannya terbalas, ujianmu bakal makin berat. Kesian.

Saya mau tanya, kalau kalian saling mencintai emang mau ngapain aja sih? Membangun rumah berdua? Memerangi orang tua dari kedua belah pihak keluarga? Durhaka? Membuat bayi tabung? Mengadopsi anak yang gak punya orang tua, tapi sekalinya punya orang tua malah cuma punya Mama Mama dan Papa Papa? Melawan Tuhan? Hidup berdua sampe nenek-nenek atau kakek-kakek? 

Itu yang kalian inginkan? Klise banget. Abis itu kalian meninggal. Ini belum kehitung perjuangan buat melawan kodrat dunia, dan takdir Tuhan. Kuat? Ah maksudku? Percaya pasanganmu akan setia sampai ajal menjemput?

“Aku mencintainya. Sangat mencintainya. Sungguh-sungguh mencintainya,” ucapnya tahun 2020.

“Aduh bosen deh,” ucapmu tahun 2050.

Saya yakin, kamu akan melewati fase ini. Gak 30 tahun. 15 tahun paling udah bosen. 

Lebih baik berhenti sekarang. Move on dari sekarang. Jangan buang-buang waktu.

Cowok Itu Brengsek, Cewek Itu Brengsek, Lebih Baik Bersama dengan Sesama Jenis Karena Dia Bisa Lebih Memahami Saya

Astaghfirullah. Pengen ketawa deh. Polos banget. Buat kamu yang ngira kalau lawan jenis lebih brengsek daripada sesama jenis, kamu belum ketemu aja orang belok yang brengseknya plus plus. 

Sesama jenis juga bisa nyakitin kamu. Sesama jenis bisa lecehkan kamu. Sesama jenis bisa selingkuh. Sesama jenis juga bisa bohong. Mereka manusia. Gak cowok gak cewek, semuanya busuk. Kamu belum ketemu aja sama mereka. Kamu gak bisa mikir, dengan saya beralih ke sesama jenis, kesehatan hati saya lebih aman. Omong kosong. Memperumit diri sendiri.

Saya Berusaha Mencintai Lawan Jenis Tapi Saya Tidak Bisa Mencintainya

Saya punya teman, dia cewek, dia normal. Normal banget. 18 tahun hidupnya dia palsu banget. Selama dia pacaran sama cowok-cowok, dia tidak pernah benar-benar jatuh cinta. Kalau sudah putus ya putus, gak nangis. Agak player ya.

Lalu apa itu artinya dia seharusnya menjadi lesbi saja? Enggaklah. Dia belum menemukan laki-laki yang tepat saja. Hingga akhirnya saat umur 19 dia nemu cowok. Dia bucin banget, dibikin nangis terus dan lain-lain.

Yang normal saja bisa merasakan tidak memiliki perasaan apa-apa kepada lawan jenis. Lalu karena mereka tidak memiliki perasaan malah membuatnya belok? Nggak lah anjrot.

Cuma nunggu waktu saja. Jodoh itu satu. Kalau kamu jatuh cinta sama semua orang yang kamu temui, itu cuma mempersulit hati kamu. Masa tiap ketemu orang baru kamu jatuh cinta sampe sejatuh-jatuhnya? 

Kalau kamu belum menemukan yang bisa benar-benar kamu cintai, bukan berarti tidak ada. Kamu belum ketemu saja.

Saya Sudah Mendekatkan Diri Kepada Tuhan, Tapi Saya Tetap Belok 

LGBT itu ujian. Gak mandang dia orang nya agamis atau enggak. Masalahnya bukan kepada siapa ujian ini diberikan, tapi bagaimana dia bisa menahan nafsunya untuk tidak berbelok-belok.

Kalau ahli agama diberi ujian seperti ini lalu gugur, berarti iman-nya harus dipertebal lagi. Saya gak suka kalau nemu orang model begini,

“Saya sudah ruqyah, tapi masih belok.”

“Saya sudah baca Al Quran tiap hari. Shalat tiap hari, tapi tetap muncul perasaan itu.”

“Saya sudah bla bla bla, tapi tetap gae.”

Terus kenapa kalau masih belok? Mau nyerah? Kata ‘tapi’ dalam kalimatmu membuat saya gedeg. Seolah-olah, karena tidak bisa sembuh kamu ingin menyerah.

Jika berbagai cara tidak bisa kamu lakukan untuk terlepas dari LGBT, maka satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan menahannya. Tahan nafsu itu, seperti kamu menahan nafsu ingin berzina, nafsu ingin mabuk-mabukkan, nafsu ingin mencuri, nafsu ingin makan babi dan nafsu lain-lain.

Nafsu ingin berzina apa bisa hilang dengan diruqyah atau mendekatkan diri ke Allah? Bisa. Bisa banget. Tapi pasti gak bisa dihilangkan 100%. Kadang muncul gejolak tiba-tiba. Sama halnya dengan LGBT. Beberapa kasus, tidak bisa dihilangkan semuanya, tapi kita bisa menahannya.

Bagaimana Jika Saya Menikah Agar LGBT Saya Cepat Sembuh?

Orang lain mungkin akan mengatakan, “Ya, silakan.”

Tapi saya gak mau. Normal dulu baru nikah. Jangan bikin pernikahanmu sebagai pelarian. Sebab tidak ada yang tahu kamu akan kumat atau tidak. Jahat ya saya. Soalnya saya takut banget kalau tiba-tiba punya suami selingkuh sama lakik. 

Ya Allah jangan sampe. Mandiri ya. Sembuhin diri kamu sendiri. Kalau sudah merasa siap baru menikah. Nikah gak wajib. Kalau gak siap ya gak usah nikah. 

Trauma dengan Lawan Jenis? Tidak Suka Jika Jodohmu Lawan Jenis?

Percaya diri sekali hamba satu ini. Siapa bilang jodohmu lawan jenis? Ada 2 jodoh di dunia ini, yaitu jodoh lawan jenis, manusia, dan jodoh dengan Izrail.

Siapa bilang setiap orang akan memiliki kesempatan hidup bersama jodohnya di dunia? Beberapa dari mereka ada yang meninggal lebih dulu.

Pertanyaannya? Seyakin apa jodoh Anda itu bukan kematian sampai setakut itu dengan lawan jenis?

Saya Seorang Pendosa, Pezina, Gae, Letsbi dan Pembunuh, Bisakah Allah Mengampuni Saya?

Kamu pendosa? Pezina? Homo? Pembunuh? Sedang meminta ampunan kepada Allah? Weh, pasti diterima woy! Sebesar apapun dosamu, kalau minta ampun pasti Allah maafkan. 

Baik kan? Gak kayak manusia yang kamu perjuangkan. The best lah. 

Oh iya, kamu tahu gak, di antara dosa tersebut tidak ada apa-apanya daripada dosa yang saya miliki. Saya lebih hina dari kalian. Maaf jika aku yang hina ini menasehatimu. Dosaku lebih gede. 

Pembaca: “Urus aja dosamu sendiri!”

Saya: “Maunya sih gitu. Tapi aku lagi mau caper ke Allah.”

Intinya dosa kalian sangat mudah diampuni Allah. Tapi jangan menggampangkan ya. Saya yang lebih hina dari kalian saja bisa sepercaya diri ini bisa diampuni.

Yang Penting Saya Rajin Sholat Walaupun Saya LGBT?

Tahukah kamu dosa LGBT, membunuh, zina, mabuk-mabukkan, itu lebih berat dosa orang yang meninggalkan sholat? 

Orang paling hina di dunia ini adalah orang yang tidak mau mengerjakan sholat. Hamba itu menolak sujud di hadapan Allah, lebih keji dari setan yang menolak sujud kepada Nabi Adam. 

Lalu apa itu artinya dengan mengerjakan sholat Anda menjadi ahli ibadah? Lalu dengan percaya diri melakukan satu jenis maksiat, misalnya menjadi gae dan lesbong tersebut. Sayangku, sholat itu level terendah keimanan seseorang. Banyak amalan sunnah yang belum kamu kerjakan. Jangan malah memadukannya dengan maksiat.

Saya pernah membaca buku agama saat saya kelas 2 Madrasah Aliyah dulu. Tanda ibadahnya seseorang diterima adalah orang yang melaksanakan ibadah terdorong untuk melaksanakan ibadah yang lain. Jadi coba bayangkan, kamu rajin sholat tapi kamu ketagihan berbuat maksiat. Bukankah kebalik. Maaf, saya seperti bermaksud mengatakan sholat kamu tidak diterima. Belum tentu juga, bisa jadi di mata Allah sholatmu sangat bagus.

Kalimat saya ini agak berbahaya sih. Kalau pembaca salah tanggap, malah bisa membuatnya malas sholat lalu fokus ke maksiatnya. Berbeda jika pembacanya bijak, mereka akan mulai merenungi lalu perlahan meninggalkan maksiatnya. 

Saya pengen bilang, gak ada ibadah yang sia-sia. Yang ada itu ibadah yang kamu lakukan ala kadarnya, ngawur, niatnya cuma menggugurkan kewajiban aja padahal sholat itu komunikasi kamu bersama Allah. Allah gak jahat kalau gak nerima sholat kamu, tapi kamu yang jahat karena menghadapnya ala kadarnya. 

Kaum LGBT Adalah Pengikut Dajjal, Tanpa Terkecuali?

Orang ahli ibadah yang patuh dengan Tuhan saja bisa terpengaruh menjadi pengikutnya apalagi kamu. Wakakakaka. Ya Allah, aku ngejek banget. Maaf ya.

Begini, misi utama kita hidup di akhir zaman ini adalah, “Jangan menjadi pengikut Dajjal.” 

Jika kita sudah satu kali saja berlutut di hadapannya, kita akan menghuni Neraka selama-lamanya. Bagaimana caranya agar tidak terpikat oleh Dajjal? Hafalkan Surat Al Kahfi dari ayat 1 sampai 10, lalu jangan pernah menaruh penasaran kepada Dajjal lalu dengan angkuhnya malah mendekati sosok itu. Diamlah di rumah, ikat dirimu sendiri. Jangan tergoda sedikitpun keluar.

Berusahalah agar tidak ditangkap oleh mereka. Jika tertangkap, pilihlah tangan kanan Dajjal yang menawarkan Neraka karena sesungguhnya itu adalah Surga.

Yang saya permasalahkan, bagaimana cara agar hati teguh tidak bersujud kepadanya jika saat ini hati kamu terpikat oleh sesama jenis yang cintanya semu. Menahan nafsu LGBT itu level ujiannya cuma kotoran di ujung jari. Kalau kamu tidak mau berlatih sekarang dengan ujian-ujian kecil, saya takut kamu akan terpedaya olehnya. 

Ingat, saat kamu benar-benar bersujud kepadanya, kamu akan masuk Neraka selama-lamanya. Abadi di dalamnya. Merasakan sakit abadi tanpa berhenti.

Pembaca: “Pendongeng handal.”

Saya: “Beli Al Quran terjemahan deh terus baca.”

Yang Penting Saya Meninggal dalam Keadaan Islam, Walau Masuk Neraka Tapi Saya Akan Tetap Masuk Surga Nantinya?

Allah baik banget. Walaupun saat hisab nanti berat timbangan lebih banyak dosa, sehingga seorang hamba harus masuk ke Neraka, namun sebenarnya jika hamba tersebut meninggal dalam keadaan Islam, hamba tersebut hanya berada di neraka selama 1 hari saja (1 hari di akhirat sama dengan 1000 tahun di dunia). Setelah dosanya dibakar bersama orangnya, hamba itu akan dimasukkan ke dalam Surga.

Sepertinya kalian tertarik hidup seperti ini. Gak papa masuk Neraka yang penting masih Islam. Tapi tahukah kamu, ada sekurang-kurangnya 2 rintangan yang bisa bikin ke-Islam-an kamu hangus seketika.

  1. Saat kamu sakaratul maut

  2. Saat Dajjal datang

Saat kamu sakaratul maut, setan berdatangan dari berbagai sudut, menggoda kamu seperti ini:

“Agama kamu salah, nenekmu saat meninggal masuk ke agama ini.”

“Islam itu salah, percaya padaku.” Dan contoh-contoh lainnya.

Godaan untuk bisa mati dalam keadaan Islam itu banyak banget. Belum lagi kalau Dajjal udah datang. Astaghfirullah banget. 

Doa-lah mulai dari sekarang supaya mati dalam keadaan Islam. Lemes gue anj. Takut. Hal seperti ini yang dikhawatirkan oleh semua orang. Kalau kamu pikir kalimatku cuma bikin beban pikiran kalian, oh ayolah semua orang sedang mengkhawatirkan ini sekarang. Jangan percaya diri dengan tetap melakukan maksiat di hidupmu bisa membuat kamu mati dalam keadaan Islam dengan mudah.

Hey Fujo dan Fudan! Saya Juga Akan Menyinggung Anda di sini

Fujo itu cewek yang menyukai sesuatu yang ada kaitannya dengan gay. Sementara fudan itu cowok yang menyukai sesuatu yang ada kaitannya dengan gay. Saya gak tahu sebutan orang yang suka menikmati hubungan lesbi. Di sini mereka hanya penikmat, aslinya mereka normal. Mereka hanya suka melihat saja, tidak mau melakoni. 

Meski bukan menjadi bagian dari LGBT, tapi kamu menontonnya. Itu sama saja dengan mendukung lho. Dosa banget.

“Kyaaak, Naruto sama Sasuke harusnya nikah sih.”

“Chanyeol sama DO serasi banget sih.”

“Taehyung cocok banget sama Jimin. Mereka pasti pacaran.”

“Jenlisa (Jennie Lisa) is real. Mereka nyata banget, pasti diem-diem mereka pacaran.”

“Rekomend komik BL (boys love) dong.”

“Rekomendasi film lesbong dong.”

Kehidupan semula menjadi tenang, tapi terasa bangcat saat fujo dan fudan muncul. Keberadaan kalian mengganggu banget. Nyebelin anj. Menodai kisah percintaan yang indah. Dikit-dikit ada yang uwu diship, lihat cowok sama cowok pelukan heboh. Kalian gak pernah punya bestie ya? 

Saya jadi ingat kisah istrinya Nabi Luth. Baca deh! Dia tidak belok tapi terkena azab dari Allah juga lho. Hayo hayo, direnungi. Masih ingin menjadi fujo dan fudan?

LGBT yang Membaggakan Dunia, Hatinya Baik, Lemah Lembut dan Selalu Tersenyum

“Ayahku pasti bangga,” ucap seseorang yang berhasil membanggakan keluarganya karena menerima penghargaan LGBT.

Lalu sebuah video berganti dengan scene wajah ayahnya. Tampak dari wajah tua itu, sorot mata kesedihan, tapi berusaha tersenyum.

Orang itu terkenal baik, tabah saat dihina, sabar saat dibully karena LGBT. Dia memaafkan kesalahan orang-orang. Terus maju dengan mempertahankan jati dirinya. Orang-orang mulai meliriknya sebagai LGBT yang baik hati, sumber inspirasi supaya orang-orang tidak menyerah dalam mimpinya.

Tapi di mata saya orang itu orang jahat. Karena dia melukai orang yang paling dekat dengannya (pasti ada yang terluka). Apa sih definisi orang baik? Yaitu orang yang rela menderita demi membuat orang lain bahagia. 

Tertekan hingga ingin bunuh diri karena menderita? Ada orang lain yang lebih tertekan lagi. Berhenti memikirkan perasaan sendiri. 

Saya jadi ingat ada orang mengatakan begini,

“Dia baik banget. Walau dihina tapi tidak marah.”

“Sabar banget.”

“Isi komennya penuh bullyan banget. Yang sabar ya kak.”

Orang-orang mengatakan dia baik dan tutup mata bahwa orang itu kabur dari rumah, melukai hati orang tua dan sekitarnya karena ingin memperoleh kebahagiaan bersama sesama jenis.

Untuk Orang Tua yang Mengetahui Anaknya Ternyata Tidak Normal

What should we do bro?

Saya tidak tahu. Pokoknya jika itu terjadi, kita harus menentangnya. Tidak boleh menyetujui.

Seterusnya saya tidak tahu harus melakukan apa lagi. Sedih kalau dibayangkan. Kalau bertindak kasar yang ada si anak akan tertekan, dimasukkan ke pesantren yang ada malah menjadi-jadi, disuruh menikah? Gila bro, gimana kalau tetap belok, mau dijadikan beban pasangannya? Janganlah! Anak orang itu.

Kita harus apa? 

Anak-anak hanya sibuk memikirkan bagaimana caranya dihargai. Sementara para orang tua terus disuruh bisu lewat lantunan ayat-ayat HAM. Para anak, dimohon kerjasamanya. Jangan mikirin perasaanmu sendiri dong. Kamu pikir orang tuamu itu pengganggu di hidupmu apa sampai sebenci itu dengan kami. 

“Maaf, sudah melahirkanmu ke dunia padahal kalian tidak menginginkannya.”

Orang tua yang memukuli, mencoret dari KK, atau yang hampir saja membunuhmu, sebenarnya mereka hanya terlalu khawatir. Jadi tenangkan mereka dengan mengatakan, “Aku akan berubah, Pak dan Bu. Tolong bantu aku.”

Saya Homophobic dan Saya Bangga!

Saya benci kalian!

Lalu kalian bertanya-tanya. Kenapa membenci kami? Apa salah kami? Love is love. Saya hanya mencintai, tidak membunuh atau mencuri. 

Jawaban dari Mata Agama:

Poinnya gak di situ! Kalian menentang Tuhan masalahnya! Ada banyak orang di dunia telah jatuh cinta kepada Allah, berani kamu membuat Allah kecewa, mereka gak akan tinggal diam. Begitu juga dengan Tuhan dari agama lain.

Jawaban dari Orang Homophobic Open Minded:

Jangan memalingkan topik. Bahasnya soal LGBT malah nyangkut-nyangkutin kejahatan lain. LGBT gak akan bernilai baik hanya karena pelakunya tidak membunuh atau mencuri. Tidak ada hubungannya. Ini soal normal atau tidak. Jika hal seperti ini kita anggap benar padahal termasuk jenis penyimpangan, lalu di mana batas hidup kita? Manusia tentu punya batas kan? Masasih mau hidup seperti hewan yang serba bebas?

Menormalisasi hal yang salah itu bentuk melampaui batas. Jika hal seperti ini dinormalkan, nantinya bisa memicu penyimpangan lain yang ingin dinormalkan. Gak cuma percintaan sesama jenis, bisa aja muncul cinta kepada barang, cinta dan nafsu kepada hewan (udah kejadian sih).

LGBT dibenci karena musuh banyak orang. Jangan bangga menjadi LGBT, tidak ada yang bisa dibanggakan dari ini, apalagi menganggap LGBT itu tren. 

Selain itu, buat kalian yang pro sama LGBT padahal bukan pelaku LGBT, kalian kenapa sih? Kasihan sama teman kalian yang tertekan karena dibully abis-abisan? Kasihan macam apa itu, mereka tersesat tapi kalian malah makin mendorong mereka ke dalam jalur yang salah. Jahat banget kalian. Nasehati sedikit-sedikit lah, gak papa kalau persahabatan renggang. Yang penting gak mendukung. Nasehati secara halus, karena teman kalian bukanlah Firaun.

Oh iya, maaf jika ada perkataan saya terlalu kasar padahal kalian bukan Firaun. 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *