Penjelasan Ending Film Cell (2016), Happy Ending atau Sad Ending?

ending film cell

Saya baru saja menontonnya, dan kini saya mulai bertanya-tanya bagaimana ending film Cell (2016), happy ending? Atau sad ending? Banyak pertanyaan bergelayut dalam pikiran saya. Seperti:

  • Sejak kapan Clayton menjadi phoner? (Sebutan untuk orang yang terkena dampak virus ponsel)

  • Apa makna mimpi Raggedy Man? (Raggedy Man adalah pemeran antagonis di dalam film Cell, dia yang memakai hoodie merah)

  • Apakah endingnya Clayton dan anaknya meninggal?

  • Apa dia berhasil menghancurkan sekumpulan zombie atau phoner itu dengan bom di truk es krimnya?

  • Kenapa Clayton sering memakai kupluknya?

Berikut adalah penjelasan ending film Cell (2016) yang dibuat berdasarkan buku yang ditulis oleh Stephen King.

Alur Cerita Ending Film Cell (2016)

Mari bicara soal alur ceritanya dulu, awal menonton alurnya gak jauh beda dengan film zombie biasanya. Wabah menyebar, orang-orang jadi gila, lalu peristiwa bunuh-bunuhan terjadi.

Pemeran utama diceritakan selamat, lalu membentuk regu bersama orang-orang yang selamat untuk menelusuri apa yang telah terjadi. Lalu satu persatu meninggal (tidak semua), mereka berduka, lalu bangkit lagi, dan berpetualang lagi.

Ceritanya klise. Tapi yang bikin orang bertanya-tanya adalah ending cerita itu. Setelah Clayton mengetahui bahwa anaknya selamat dan pergi ke Kashwak (tempat yang katanya aman dari para phoner tapi itu sebenarnya tipuan).

Istri Clayton telah meninggal, satu-satunya cahaya hidupnya adalah anak laki-lakinya tersebut. Dengan begitu nekad, dia meninggalkan rombongannya lalu menuju Kashwak sendirian dengan truk es krim.

Sesampainya di sana, ia melihat ratusan ribu manusia memutari sinyal telepon. Saat masuk adegan ini, suasananya jadi membingungkan. Saya bingung membedakan kenyataan dan dunia mimpi.

Clayton masuk perlahan ke dalam membelah lingkaran yang dilalui para phoner, sesampainya di sana ia melihat ada Raggedy Man. Dia langsung menembaknya beberapa kali. Saat dirasa sudah mati, dia pun berhenti.

Lalu adegan membingungkan terjadi lagi, Clayton sibuk mencari anaknya. Ia masuk ke dalam kerumunan para phoner yang memutari sinyal, tapi tak kunjung menemukan anaknya.

Saat akan menyerah, tiba-tiba anaknya muncul di sisi Clayton. Mereka berpelukan, Clayton bahagia, tapi anaknya malah teriak, dan kenyataannya anak Clayton sudah berubah menjadi zombie.

Lalu Raggedy Man hidup lagi (entah hidup lagi atau dari awal Clayton tidak pernah menembaknya), dia mendekati Clayton dan anaknya berniat mengganggu Clayton yang sudah kelihatan menyerah dengan hidupnya. Clayton mengambil telepon yang menghubungkan dengan penghidup bom yang tersimpan di truk es krim. Dia meledakkan diri bersama semua phoner/zombie di sana.

 

maksud tjd itu apa ya?

Lalu scene berganti Clayton dan anaknya berada di tempat yang indah dan tenang. Mereka melakukan obrolan kecil mengenai impian mereka yang ingin pergi ke Kanada. Kemudian scene berganti, Clayton berjalan di antara kerumunan para phoners yang memutari sinyal telepon.

Penjelasan Ending Film Cell (2016)

Ada beberapa pertanyaan yang mungkin juga mewakili pertanyaan kamu mengenai ending film Cell (2016).

Apakah Clayton berhasil menyelamatkan anaknya?

Saya pikir film ini berakhir menyedihkan. Clayton tidak berhasil menyelamatkan anaknya dan kemungkinan saat dia meledakkan truk es krim, itu cuma halusinasi saja.

Saat dirinya di hutan yang tenang bersama anaknya, itu malah lebih mirip sebagai perjalanan menuju akhirat. Jiwa mereka pindah ke alam lain, sementara raga terjebak di antara para zombie yang memutari sinyal telepon.

Apa makna dialog Clayton dan anaknya tentang impian pergi ke Kanada?

Ini hanya sebuah teori, bukan fakta. Tentang teori makna mimpi Clayton dan anaknya pergi ke Kanada. Seorang pengguna di Reddit mengatakan bahwa menjadi phoners sepertinya tidak begitu buruk. Karena setelah Clayton menjadi phoners, dia mengalami mimpi yang indah setelah sekian lama tidak bisa mendapatkan itu. 

Ini plot twist yang besar, para phoners sebenarnya mencoba menyelamatkan kita dari realitas apokaliptik kita dan membiarkan kita mewujudkan impian di dunia mimpi.

Seperti memberikan dua jenis ending. Pertama, ending sedih karena raga mereka tertinggal di tempat menara pemancar sinyal telepon. Kedua, ending bahagia karena jiwa mereka bebas, bisa mewujudkan impian dan tidak cemas seperti saat masih hidup. Atau jangan-jangan ini kayak efek Mugen Tsukoyomi di anime Naruto?

Sekali lagi, ini cuma teori. Bukan fakta.

Kapan Clayton berubah menjadi phoner atau zombie?

Ada yang bilang Clayton berubah menjadi phoner sejak awal film dimulai. Lalu yang dia lakukan selama ini adalah imajinasinya sendiri. Namun teori tersebut dipatahkan, karena kenyataannya Clayton berubah menjadi phoner/zombie saat dia memeluk anaknya. Saat itu anaknya berteriak, virus phoners menyebar lewat suara, mulut anaknya berada tepat di telinga Clayton.

Karena hal itu juga, Clayton dianggap tidak pernah benar-benar meledakkan es krim. Itu cuma halusinasinya. Ingat dengan teori mimpi di atas. Mungkin salah satu mimpi Clayton selain pergi ke Kanada adalah lepas dari para phoner tersebut. Jadilah pikirannya membuat imajinasi bahwa para phoners berhasil diledakkan dan dia hidup bahagia bersama anaknya lalu mereka pergi ke Kanada.

Kenapa Clayton suka tiba-tiba memakai kupluknya?

Saya sempat berpikir apakah ada hubungannya Clayton memakai beanie atau kupluk rajutnya dengan alur cerita? Soalnya tiap mau serius, tiba-tiba dia memakai topi rajutnya tersebut.

Setelah saya cari tahu, ternyata Clayton yang diperankan oleh John Cusack sedang menyembunyikan kebotakan di rambutnya, -_-

Siapa itu Raggedy Man? Kenapa dia bisa muncul di mimpi orang-orang?

Raggedy Man adalah tokoh antagonis di film Cell. Entah bagaimana asal usul kemunculannya, tahu-tahu dia punya kekuatan istimewa, yaitu bisa telepati dengan para phoners dan bisa masuk ke dalam mimpi orang-orang. Eh tunggu, masuknya dia ke dalam mimpi orang-orang… saya gak tahu itu termasuk kekuatan dia atau tidak.

Saya gak paham kenapa dia bisa muncul di mimpi. Terus di beberapa scene awal, sosok Raggedy Man muncul terus dalam bentuk gambar.

 

 

Maknanya apa ya? Saat itu saya nonton sambil makan, jadi gak paham.

Pemahaman Saya dengan Ending Film Cell (2016)

Saya gak pandai berteori, tapi saya pikir ending filmnya begini:

Clayton berubah jadi phoner setelah ia memeluk anaknya, raga yang berubah menjadi zombie/phoners tersebut seketika membuat halusinasi indah di dunia mimpi. Halusinasi itu adalah dia meledakkan truk es krim.

Padahal kenyataannya setelah dia menjadi phoners, dia ikut berputar-putar mengelilingi sinyal telepon.

Lalu halusinasi Clayton berubah lagi di scene berjalan bersama anaknya di hutan dan membahas impiannya untuk pergi ke Kanada.

Saya ingin memaknai kebahagiaan Clayton dan anaknya itu bukan imajinasi, tapi tentang kehidupan setelah kematian. Setelah mati ada akhirat, terus ada Surga. Tempat kita bisa mewujudkan semua keinginan dan impian.

Apakah? Hmm, entahlah. Terus coba lihat foto ini. 

 

gambar orang-orang mengelilingi jaringan telepon

 

orang Tawaf

Saya cuma mau berbagi fotonya saja, tidak mau kasih teori apa-apa. Pikiran saya langsung kemana-mana saat melihat kesamaan foto di atas.

Saya takut salah mengartikan. Abaikan saja, cukup pandangi lalu lupakan.

Film Cell (2016) vs Cell dalam Bentuk Buku Karya Stephen King

Saat orang-orang bingung dengan penjelasan ending film Cell, mereka yang telah membaca  Cell dalam bentuk buku atau novel memaki-maki karena film Cell menjadi sangat buruk. Jauh dari ekspektasi, terlalu banyak plot hole atau lubang, tidak nyambung dan terlalu dipaksakan agar menjadi misterius.

Cerita di buku sangat berbeda dengan versi film. Cerita di buku lebih menunjukkan kalau phoner tersebut diakibatkan serangan teroris yang dibuat oleh komputer atau AI untuk membunuh umat manusia.

Dalam buku, zombie/phoners dengan hoodie merah atau Raggedy Man secara telepati telah membunuh kepala sekolah karena dialah yang merencanakan ledakan besar di sekolah. Tapi di film tidak diperlihatkan bahwa itu ulah Raggedy Man, kepala sekolah meninggal karena terkena besi akibat ledakan truk bensin.

Ada begitu banyak perbedaan dari film dan bukunya.  Tapi satu kesamaan yang mereka berdua miliki, adalah ada banyak plot hole dalam cerita.

Kenapa ini bisa terjadi? Apa karena Cell ingin membuat endingnya mirip seperti The Mist?

“Mereka jelas mencoba momen mengejutkan yang mirip dengan The Mist, tapi Cell tidak cukup baik untuk melakukan hal yang serupa.”

Bagaimana dengan kalian? Apa teori kamu? Teori saya di atas itu ngawur, kalau ada yang aneh dan terlalu gak masuk akal, maafkan saya. CMIIW.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *